Yuk, Napak Tilas Jalur Candu di Wisata Bahari Dasun
Jumat, 16 Desember 2016 -
MerahPutih Wisata — Berwisata menyusuri sungai hingga muara Pantai Dasun, pengunjung bisa menemukan saksi sejarah, jalur lalulintas peredaran candu atau opium di era kolonial. Karena, di jalur ini candu masuk dan menyebar ke seluruh Jawa.
Selain menapak tilas jalur keluar masuknya candu, di sepanjang sungai hingga muara juga bisa ditemukan beberapa dok kapal peninggalan jaman kolonial Belanda dan masa pendudukan Jepang.
Sepanjang penyusuran muara sungai, pengunjung akan dimanjakan dengan pamandangan hutan mangrove di kiri dan kanan tepian sungai. Akan dijumpai pula aktivitas kampung nelayan Layur, serta aktivitas penduduk Desa Dasun yang mencari ikan dengan menggunakan alat anco yang unik.
Salah seorang penggiat lingkungan dan pemerhati cagar budaya dari Komunitas Pelestari Pusaka Lasem (KPPL) Bayu Cristianto, mengungkapkan, sejak dahulu daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil kapal-kapal Belanda. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa dok dan bangkai kapal besi serta kayu di sepanjang sungai.
"Di sungai inilah candu masuk dan menyebar ke seluruh Jawa pada zaman kolonial Belanda," ujar Bayu Cristanto.
Rumah candi peninggalan zaman Belanda ini juga masih terdapat di daerah ini, yaitu di Desa Soditan atau radius 1 kilometer, tepatnya di dekat Klenteng Cu An Kiong. Rumah candu ini oleh masyarakat sekitar dikenal dengan sebutan Lawang Ombo, karena memiliki pintu yang cukup lebar.
Di Rumah candu ini juga terdapat gorong-gorong yang digunakan untuk masuknya candu dari sungai Dasun Lasem menuju dalam Rumah candu. Rumah candu atau Lawang Ombo tersebut, saat ini sudah terdaftar sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Lasem. (Widi)
BACA JUGA: