Wujudkan Suasana Damai dan Sejuk di Malam Takbiran, Aparat TNI Patroli Keliling Ibu Kota
Rabu, 05 Juni 2019 -
MerahPutih.Com - Sejumlah personel TNI mengadakan patroli malam di kawasan Jakarta Pusat. Hal ini untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan yang terjadi saat pelaksanaan malam takbiran.
Total, ada 12 orang pasukan BKO bermor yang bergantian. Mereka berkeliling mulai dari kawasan Tanah Abang, Cempaka Putih, Kemayoran, Johar Baru, Gambir, hingga Menteng.
Dandim 0501/JP BS Letkol (Inf) Wahyu Yudhayana mengatakan, patroli ini melibatkan satu peleton dari Brigif 1 dan Kodim yang juga stand by 24 jam mengamankan ibu kota.
"Khusus malam ini saya yang bawa dengan sasaran keramaian terus tempat yang rawan kriminal. Jamin masyarakat bisa malam takbiran dengan baik. Prinsipnya malam ini sampai dengan sekarang ini, kondusif," kata Wahyu kepada MerahPutih.Com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6).
Wahyu melanjutkan, masyarakat juga bisa beraktivitas dengan biasa dan baik.
"Intinya patroli, tiap malam ada. Sampai sekarang wilayah yang saya putari berjalan dengan kondusif," jelas Wahyu.

Wahyu mengatakan, keramaian ada di beberapa wilayah seperti perkampungan, kawasan Monas, pusat perbelanjaan.
"Sampai sekarang saya tak lihat takbiran keliling. Hanya ada di beberapa kampung-kampung saja
Itu bagus, kondusif dan aman untuk mereka," ungkap Wahyu.
"Saya juga tanya ke beberapa warga sepeti di Petamburan dan kawasan dekat Roxy, mereka merasa aman," terang Wahyu.
Sementara itu, pengamanan di beberapa obyek vital seperti Bawaslu dan KPU tetap berjalan. Namun, tak seketat kemarin.
"Kan proses Bawaslu dan KPU sudah selesai, sudah di MK. Namun karena itu rangkaian satu dengan pemilu, kami tetap melakukan pengamanan sesuai permintaan Polri," jelas Wahyu.
BACA JUGA: Gubernur Anies Setujui Warga DKI Takbir Keliling
Ucapkan Selamat Hari Raya, Presiden Jokowi: Idul Fitri Harus Jadi Ajang Pererat Persatuan
Tak lupa, di momen Lebaran ini Letkol Inf Wahyu berharap mayarakat dapat meningkatkan persatuan dan persaudaraan.
"Kita lebih bersatu lagi. Segala proses pesta demokrasi dan kepentingan kita pada tahapan pemilu, itu sudah selesai. Kalau ada perbedaan, itu keniscayaan. Perbedaan karena proses demokrasi selesai, tapi perbedaan yang lain itu keniscayaan. Toleransi harus diperkuat lagi. Kalau ada yang salah tegur, tapi kalau tak bisa, silahkan melalui aparat penegak hukum," tutup Wahyu Yudhayana.(Knu)