Wisata Religi ke Makam Sunan Gunung Jati

Jumat, 13 Mei 2016 - Selvi Purwanti

MerahPutih Wisata - Cirebon dikenal sebagai destinasi utama wisata religi di Jawa Barat. Selain banyaknya makam para tokoh terdahulu, Cirebon juga menyimpan banyak petilasan para sesepuh, wali, dan sahabat wali. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat tersebut bermaksud mengirim doa serta mengingat dan memahami kembali bagaimana berdirinya kehidupan religi.

Salah satu destinasi wisata religi di Cirebon ialah makam Sunan Gunung Jati. Makam ini pula yang menjadi sasaran utama para wisatawan, sebelum mengunjungi tempat-tempat religi lainnya.

Makam Sunan Gunung Jati terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Lokasinya dari Kota Cirebon tidak jauh, sekira 7 kilometer. Tersedia angkot bila pengunjung tidak menggunakan bus wisata atau angkutan pribadi. Angkutan umum yang tersedia, bisa naik dari Terminal Harjamukti Cirebon atau dari pusat kota di kawasan Gerage Mall.

Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat. Ia terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah.

Komplek pemakaman Sunan Gunung Jati seluas 4 hektar. Bangunan utama makam terdiri atas sembilan tingkat, dengan sembilan pintu. Tiap-tiap pintu mempunyai nama yang berbeda-beda, yakni pintu gapura, pintu krapyak, pintu pasujudan, pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga, pintu kaca, pintu bacem, dan pintu kesembilan bernama pintu teratai.

Para pengunjung atau peziarah umum hanya boleh memasuki sampai pintu ke lima saja. Sementara pintu ke enam sampai ke sembilan hanya untuk keturunan Sunan Gunung Jati sendiri dan para sahabat Kasultanan Kacirebonan.

Bangunan utama pemakamannya bergaya arsitektur Jawa, Arab, dan Cina. Arsitektur Jawa terdapat pada atap bangunan yang berbentuk limasan. Arsitektur Cina tampak pada desain interior dinding makam yang penuh dengan hiasan keramik dan porselin. Sementara arsitektur Arab tampak pada hiasan kaligrafi yang terukir indah pada dinding dan bangunan makam.

Di sisi luar komplek pemakaman terdapat banyak pedagang yang mencari nafkah dari aktivitas atau kunjungan wisatawan. Mulai dari pedagang makanan, souvenir, hingga bunga bagi peziarah.

Pengunjung atau wisatawan maupun peziarah tidak dipungut biaya masuk. Hanya saja, pengurus makam akan meminta sumbangan untuk biaya pengelolaan komplek pemakaman. (Fre)

BACA JUGA:

  1. Wisata Religi ke Makam Bapak Pendidikan Nasional
  2. Tabur Bunga di Makam Kanjeng Jimat sebelum Hari Jadi Pacitan
  3. Makam Kanjeng Jimat Tempat Berlindung pada Zaman Perang
  4. 5 Wisata Makam Bersejarah di Yogyakarta
  5. Jalan-jalan Religi ke Makam Sunan Cirebon di Imogiri

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan