Wayang Potehi Selalu Primadona di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta
Sabtu, 11 Februari 2017 -
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2017 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu perbedaan yang mencolok ialah durasi penyelenggaraannya. Jika tahun sebelumnya hanya dua hari, tahun ini PBTY diadakan selama seminggu.
PBTY 2017 diselenggarakan sejak 5 Februari dan berakhir Sabtu, 11 Februari. Meski terasa berbeda, PBTY 2017 tetap menyuguhkan kekhasannya setiap tahun. Nah, gelaran yang selalu dinanti-nantikan pengunjung ialah wayang khas Tionghoa, yakni wayang potehi.
Wayang potehi merupakan wayang khas Tionghoa. Awalnya, wayang ini digunakan warga Tionghoa sebagai bagian dari ritual keagamaan. Namun kini, pagelarannya sudah menjadi sebatas hiburan dan edukasi. Di Yogyakarta, wayang ini telah berbaur dengan kultur Jawa. Dalam pagelaran aslinya, wayang potehi menggunakan bahasa Hokkian. Namun di Jawa, bahasanya menggunakan bahasa Indonesia dan bercampur istilah-istilah Jawa.
Dalang yang rutin menjadi "aktor" di balik pemetasan wayang potehi ialah Purwanto. Ia tak pernah absen menyuguhkan pagelaran wayang potehi di PBTY setiap tahunnya.
Bagi Purwanto, dalang potehi dituntut agar pesan yang disampaikan kepada penontonnya mudah dipahami. Di sinilah letak tantangan bagi dirinya. Namun, ia bangga selama PBTY berlangsung, wayang potehi selalu menjadi perhatian para pengunjung.
"Dalang itu harus bisa menyampaikan pesan kepada penontonnya. Penonton judah memahami dan mengerti. Makanya, bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa Hokkian," kata Purwanto di sela PBTY 2017, di Ketandan, Kota Yogyakarta.
Purwanto dikenal sebagai salah satu dalang wayang potehi di Jawa. Ia menjadi dalang Wayang Potehi sejak tahun 1980. Ia juga tergabung dalam Sanggar Wayang Potehi Gudo Jombang.
Berita langsung dari Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2017 merupakan laporan Fredy Wansyah, wartawan merahputih.com di Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga laporan dari Yogyakarta lainnya dalam artikel: Bakso Degan Kuliner Unik lagi Hits di Yogyakarta