Titik Balik Nuzulul Quran

Jumat, 03 Juli 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Nasional - Presiden Joko Widodo bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, para menteri dan pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan partai politik dan beberapa tamu kehormatan dijadwalkan akan menggelar peringatan Nuzulul Quran (Turunnya Al Quran). Peringatan Nuzulul Quran sesuai jadwal difokuskan di Istana Negara pada Jumat malam (13/7).

Lantas apakah makna dari Nuzulul Quran?

Mayoritas umat Islam percaya bahwa peringatan Nuzulul Quran adalah peristiwa  turunnya kitab Suci Al Quran kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir. Umumnya peringatan Nuzulul Quran diperingati pada malam ke-17 di Bulan Ramadan.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa turunnya Al Quran ke muka bumi pada tanggal 24 bulan Ramadan. Pendapat tersebut disampaikan Imam Ahmad dalam kitabnya.

Terlepas dari perbedaan persepsi tersebut, pada malam tersebut Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Malaikat Jibril di Gua Hira. Wahyu pertama yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1 sampai dengan 5.

Di tepi lain Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin meminta kepada umat Islam bahwa peringatan Nuzulul Quran bukan hanya sebatas peringatan seremonial belaka. Melainkan sebagai kitab suci Al Quran harus diresapi, dan dijalankan ajarannya.

"Al Quran dan ajaran Islam harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya saat dihubungi MerahPutih.com, Jumat malam (3/7).

Ia melanjutkan di Indonesia sendiri malam Nuzulul Quran diperingati dengan rangkaian ceramah agama yang disampaikan para pemuka agama Islam. Biasanya peringatan Nuzulul Quran dilaksanakan usai salat tarawih berjamaah. Pada dai akan mengajak dan kembali menyerukan soal peristiwa turunnya Al Quran dan meminta kepada umat Islam untuk berpegang teguh kepada wahyu dan ajaran kanjeng Nabi Muhammad Saw.

"Ini adalah momentum tepat untuk terus mengamalkan ajaran Al Quran," tandasnya.

Untuk diketahui dalam banyak Sirah Nabawiyyah (sejarah Kanjeng Nabi Muhammad saw) dijelaskan bahwa terjadi dialog antara Jibril dan Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Jibril meminta kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw, namun rasul dan nabi akhir zaman tersebut mengaku tidak bisa membaca. Jibril kemudian mendekap Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan memintanya lagi untuk membaca dan mengikuti apa yang disampaikan Jibril.

Usai menerima wahyu pertama Kanjeng Nabi Muhammad kemudian kembali ke rumahnya dan meminta kepada istrinya untuk segera diselimuti lantaran berada dalam kondisi gemetar dan ketakutan. Siti Khadijah yang merupakan istri Kanjeng Nabi Muhammad kemudian segera menuruti permintaan suaminya.

Wahyu pertama yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad adalah Surat Al Alaq. Wahyu tersebut berisi ajaran dan perintah kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw untuk membaca. Kemudian pada ayat seterusnya dijelaskan proses penciptaan manusia berasal dari segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging dan dihembuskan nyawa oleh Allah Swt.

Kemudian Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur dan diterima Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Al Quran disebut juga sebagai Al Furqon yang beratinya sang pembeda. Pembeda antara yang benar dan salah yang baik dan benar. (bhd)

BACA JUGA: 

Malam Ini Presiden Jokowi Gelar Peringatan Nuzulul Quran

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan