Tiga Tahun Berkuasa, Ini Pertanggungjawaban Presiden Jokowi

Jumat, 20 Oktober 2017 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres JK sudah menginjak tahun ketiga, sejak menjabat 20 Oktober 2014. Banyak hal yang dicapai pemerintah. Namun, banyak pula kritik dan masukan sebagian pihak terhadap kepemimpinan keduanya.

Presiden Jokowi menyatakan dalam tiga tahun ini dia telah melihat keadaan "di bawah" dari Sabang sampai Merauke. Dari situ pula, kebijakan-kebijakan pemerintahannya diperkuat dengan melihat langsung ke lapangan.

Melalui media sosial Facebook, salah satunya, Presiden Jokowi menceritakan pemerintahan berjalan selama tiga tahun di bawah kepemimpinannya dengan terus blusukan. "Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai," kata Jokowi mengawali "pertanggungjawaban" tertulisnya itu.

Ia mengatakan, tiga tahun semenjak menjadi presiden telah mendatangi 33 provinsi di luar Ibu Kota Jakarta, dari Aceh di ujung barat sampai Papua di ujung timur, dari Nusa Tenggara di pinggir selatan sampai ke Pulau Miangas yang terluar di utara.

Sejak kunjungan pertama ke Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 29 Oktober 2014, atau sembilan hari setelah dilantik, hingga sekarang Jokowi telah menghadiri sedikitnya 520 acara dalam 1.095 hari sebagai presiden.

"Apa yang saya inginkan dari blusukan ke seluruh pelosok negeri? Saya ingin memastikan semua program pemerintah yang sudah direncanakan telah dilaksanakan dengan benar, mengontrol jalannya proyek-proyek strategis nasional, mengecek hambatan-hambatan dan mencarikan jalan keluarnya," kata Jokowi.

Jokowi melanjutkan, pemerintah gencar membangun infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dan meningkatkan daya saing dengan negara lain. Anggaran untuk infrastruktur ini telah ditingkatkan pemerintah dari Rp177 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp401 triliun pada tahun 2017.

Pemerintah telah menyelesaikan pembangunan tujuh Pos Lintas Batas Negara yang layak dan membanggakan di perlintasan utama sepanjang perbatasan dengan negara tetangga Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste.

Selain itu, dalam tiga tahun ini, panjang jalan tol di Indonesia telah bertambah 300 kilometer dari semula hanya 780 kilometer di tahun 2014. Jalan-jalan tol untuk mempermudah konektivitas antardaerah dan memperlancar arus barang dan logistik kini sedang dikebut pengerjaannya. "Saya menargetkan, jalan tol di Indonesia bertambah 1.800 kilometer dalam periode 2015-2019. Saat itu, Sumatera dan Jawa serta sebagian Kalimantan telah terhubungkan jalan bebas hambatan dari ujung ke ujung," kata Jokowi.

Selain jalan tol, pemerintah pun membangun jalan-jalan nasional di berbagai lokasi. Total jalan yang sudah dibangun dalam tiga tahun terakhir sudah mencapai 2.623 kilometer termasuk jalan-jalan perbatasan, Trans Papua, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Panjang jembatan yang dibangun sampai Oktober 2017 juga telah mencapai 25.149 meter.

Pembangunan pelabuhan mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatra Utara, dan Makassar New Port di Sulawesi Selatan, serta pelabuhan-pelabuhan kecil di berbagai pulau. Tahun depan akan dimulai pembangunan pelabuhan di Sorong, Papua.

Jokowi mengatakan, Indonesia sebagai negara besar dengan memiliki 17.000 pulau, namun tidak semua pulaunya dapat disinggahi kapal. Karena itu di pulau-pulau terpencil di Natuna, Miangas misalnya, dibangun bandara. Tiga tahun ini pemerintah telah membangun tujuh bandara baru dan membenahi 439 bandara lama. Tahun 2017 ini, pemerintah juga menyelesaikan pembangunan 33 waduk dari 49 yang direncanakan.

"Saya telah membagikan secara langsung 1.286.395 lembar Kartu Indonesia Sehat untuk warga 514 kabupaten dan kota. Sampai Oktober 2017 ini, KIS telah diterima 182 juta penduduk Indonesia. Saya juga membagi langsung 46.336 lembar Kartu Indonesia Pintar di 39 kota dan kabupaten dari lebih 8 juta KIP yang telah dibagikan kepada siswa-siswa sekolah. Mengapa bantuan sosial nontunai ini begitu penting? Karena ini investasi sumber daya manusia, bagian dari persiapan kita menghadapi bonus demografi di tahun 2025-2030. Pada periode itu diperkirakan penduduk usia produktif Indonesia paling besar," lanjut Presiden Jokowi.

Selain itu, untuk mengejar target sertifikasi lahan di seluruh Indonesia, Jokowi mengaku turun tangan dengan membagikan langsung 137.035 lembar sertifikat hak milik tanah untuk rakyat dalam dua tahun program ini di setidaknya 37 lokasi di 22 provinsi. Di seluruh Indonesia ada 126 juta bidang tanah, 46 juta bidang yang baru bersertifikat.

"Begitulah. Tiga tahun sebagai Presiden Republik Indonesia, tiga tahun pula saya blusukan ke seluruh Indonesia. Tak semua pembangunan itu dapat saya sampaikan satu per satu. Perjalanan kita tentu masih jauh mengingat negara ini sungguh besar dalam arti sebenar-benarnya. Dihuni 255 juta penduduk, membentang di atas lebih 17.000 pulau, terdiri atas 714 suku bangsa yang berbicara dalam lebih 1.100 bahasa," katanya.

Di atas keragaman itu, lanjut Jokowi, Indonesia tetap hidup dalam harmoni, dipersatukan oleh Pancasila, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. "Tiga tahun menjadi Presiden Republik Indonesia, pekerjaan kita masih jauh dari selesai. Negara kita besar, maka target kita juga harus besar. Agar kita berdaya saing kuat, berdiri tegak dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya." (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Tantangan Besar Pemerintahan Jokowi-JK Versi PDIP

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan