Tak Dibahas Saat Debat, Misbakhun Pertanyakan Konsep Pelayanan Publik Prabowo

Senin, 01 April 2019 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Dalam debat keempat antara capres petahana Jokowi dan capres nomor urut 02 Prabowo, topik tata kelola pemerintahan yang bermuara pada pelayanan publik jarang dibahas Prabowo Subianto.

Meski berbicara panjang lebar dalam debat, Prabowo menurut politisi Golkar Misbakhun sama sekali tidak menyampaikan konsepnya terkait pelayanann publik.

Misbakhun yang juga influencer TKN Jokowi-Ma'ruf ini menilai Prabowo terkesan terbelenggu dalam retorika besar tapi minim terkait pemahaman pelayanan yang bersifat kekinian.

"Pak Prabowo masih kurang melek teknologi alias kudet (kurang update), sehingga tidak memiliki gagasan pelayanan publik melalui e-government. Padahal, saat ini teknologi informasi berkembang pesat," kata Mukhammad Misbakhun melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin (1/4).

Jokowi dan Prabowo dalam debat capres
Jokowi dan Prabowo saat debat keempat capres di Jakarta (Foto: antaranews)

Lebih lanjut menurut Misbakhun, banyak negara saat ini telah menerapkan pelayanan publik dengan berbasis pada e-government. Prinsipnya, kata dia, adalah tata kelola untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan "good governance".

"Namun, Pak Prabowo masih menawarkan pelayanan publik dengan teknologi lama," katanya.

Mantan pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan itu juga membandingkan visi Prabowo dengan Joko Widodo yang menawarkan konsep "dilan" yakni istilah dari publik yang berbasis e-government, atau digital dan melayani.

Anggota Komisi XI DPR RI ini sebagaimana dilansir Antara menuturkan, di era Presiden Joko Widodo, pemerintah meluncurkan pelayanan "online single submission" (OSS) atau sistem perizinan terpadu yang dapat dimanfaatkan, baik oleh investor kelas kakap, perusahaan kelas menengah, maupun perorangan untuk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).

Misbakhun menambahkan, pada pemerintahan Presiden Jokowi juga terus mendorong penerapan e-budgeting, e-katalog, dan e-procurement. "Inilah perwujudan 'dilan' dalam pelayanan publik yang selama pemerintahan Presiden Jokowi sudah dirintis dan berjalan,” tutur Misbakhun.

Debat Capres keempat antara Jokowi dan Prabowo
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berfoto bersama dengan moderator usai mengikuti debat capres putaran keempat (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, kini proses rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) pun dilakukan melalui online. Badan Kepegawaian Negara (BKN), kata dia, kini menerapkan Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN) yang menutup celah penyimpangan dalam rekrutmen calon amtenar.

"Ini semua dilakukan guna meningkatkan kualitas ASN, meningkatkan kualitas birokrat, serta memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh anak bangsa untuk bisa menjadi abdi negara, sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki berdasarkan hasil tes, minat, dan bakat,” tuturnya.

Misbakhun juga melihat beberapa daerah sudah menerapkan e-budgeting secara baik, dan bahkan penarapan teknologi informasi dalam menunjang pelayanan publik sudah menjangkau desa. Misalnya, aplikasi sistem keuangan desa (Siskeudes) versi 2.0.

Caleg DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur II ini meyakini, digitalisasi layanan pemerintahan juga akan mencegah praktik korupsi. "Dengan teknologi informasi maka pertemuan tatap muka yang membuka celah transaksi korupsi bisa diminimalkan," pungkas Misbakhun.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan