Tahun 1937 Lahirlah Sang Maestro Film
Kamis, 22 September 2022 -
PADA 22 September 1937, di Pandeglang Banten, lahirlah anak yang diberi nama Steve Liem Tjoan Hok yang nanti semasa hidupnya lebih dikenal dengan nama Teguh Karya.
Ia adalah anak pertama dari Laksana Karya (Tjon Hok) dan Naomi Yahya yang merupakan keturunan Tionghoa Indonesia. Teguh memiliki keturunan Banten dari neneknya. Ia bersekolah di sekolah dasar di daerah Pandeglang, tetapi pindah ke Jakarta untuk menempuh sekolah menengah pertama.
Teguh belajar di Akademi Seni dan Film Indonesia (ASDRAFI) Yogyakarta dari tahun 1954-1955. Kemudian, ia melanjutkan belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) Jakarta dari tahun 1957 sampai 1961. Ia mendapat beasiswa untuk belajar drama dan film di East–West Center Universitas Hawaii di Honolulu tahun 1963.
Sepulangnya ke Indonesia dia mengajar seni peran di ATNI (1964). Pada masa itulah, ia mendirikan Teater Populer bersama Tuti Indra Malaon, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan lain-lain. Teater Populer kemudian berhasil memproduksi sejumlah drama, seperti Pernikahan Darah (1971), Inspektur Jenderal, Kopral Woyzeck (1973), dan Perempuan Pilihan Dewa (1974).
Selain itu, Teguh juga tercatat sebagai salah satu pendiri Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (1962). Ia pun pernah bekerja sebagai penata artistik panggung Hotel Indonesia (1961-1972).
Teguh memulai debut film pada tahun 1971 melalui Wadjah Seorang Laki-Laki sebagai penulis cerita, skenario, dan sutradara. Dua tahun kemudian ia merilis film Cinta Pertama, yang membawanya meraih Piala Citra serta mengangkat karier akting bintangnya yaitu Christine Hakim.
Baca Juga:

Karya dari Teguh pun sukses di pasaran, seperti Badai Pasti Berlalu yang dirilis pada tahun 1977. Film ini diadaptasi dari novel dengan nama sama milik Marga T. Film ini sukses disaksikan oleh 212.551 penonton saat peluncuran perdananya. Bahkan lagu tema film ini diisi oleh sejumlah musisi kenamaan seperti Chrisye dan Berlian Hutauruk. Berbuah manis, film ini kemudian memenangi empat Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1977.
Selain film, Teguh juga sempat menyutradarai sejumlah sinetron, salah satunya sinetron Pulang (1987). Lalu tahun 1995 ia menyutradarai serial Alang-Alang, yang didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Johns Hopkins University Population Communication Services.
Dilansir dari The Jakarta Post, sepanjang kariernya Teguh memenangi Piala Citra terbanyak. Selain menjadi sutradara yang paling banyak meraih penghargaan Sutradara Terbaik (enam penghargaan dari sembilan nominasi), Teguh Karya menjadi sutradara yang film-filmnya paling banyak dinobatkan sebagai Film Terbaik, sebanyak lima kali dari delapan nominasi.
Pada penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2015 memberi penghormatan kepada Teguh Karya dengan menjadikan tema festival tahun tersebut, Tribute to Teguh Karya. Acara malam penganugerahan Piala Citra festival ini diselenggarakan di Banten yang merupakan provinsi kelahiran sang legenda film. (DGS)
Baca Juga: