Tabir Surya Mineral Vs Kimia: Mana yang Harus Digunakan?

Rabu, 27 Juli 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

MEMAKAI tabir surya bisa membuat kulit terlindungi dari sinar paparan sinar matahari saat kamu sedang melakukan aktivitas di luar ruangan. Hingga saat ini, masih banyak juga yang menyepelekan fungsi dari tabir surya dan malas menggunakannya karena merasa tidak ada efeknya.

Namun, banyak juga yang justru sangat menyukai pemakaian tabir surya karena dirasa benar-benar bermanfaat. Baru-baru ini, semakin banyak produk tabir surya yang muncul. Ada tabir surya mineral dan kimia.

Baca Juga:

Memilih Tabir Surya yang Aman bagi Ibu Hamil

Dikutip dari Instyle, tabir surya merupakan salah satu produk perawatan kulit yang paling susah untuk dijelajahi. Tidak hanya mengenai kapan dan bagaimana cara penggunaanya, tapi juga yang menjadi perbincangan di media sosial yaitu mengenai tabir surya mana yang lebih aman untuk digunakan. Tabir surya terbagi menjadi dua, yakni mineral atau tabir kimia. Apa perbedaan keduanya?

1. Tabir surya mineral

Namun ternyata ada dua jenis tabir surya, yaitu mineral dan kimia. (Foto: Pexels/Mikhail Nilov)

Tabir surya atau sering juga disebut sebagai tabir surya fisik, terdiri dari bahan aktif seng oksida dan titanium dioksida. Bahan-bahan ini berada di atas kulit untuk menyebarkan dan juga membelokkan sinar UV dan secara fisik menghalangi sinar UV agar tidak masuk ke dalam kulit.

Perlu diketahui bahwa partikel mineral nano dapat diserap ke dalam aliran darah. Adapun manfaatnya yaitu meminimalkan gips putih yang terkait dengan filter mineral dalam berat molekul aslinya.

2. Tabir surya kimia

Untuk kulit yang tetap terlindungi, jangan pernah lupa untuk memakai tabir surya. (Foto: Pexels/Tara Winstead)

Tabir surya kimia terdiri dari bahan kimia yang bisa menyerap sinar UV dan menciptakan reaksi kimia yang mengubah sinar UV menjadi panas. Panas tersebut kemudian dilepaskan dari kulit kamu. SPF pada tabir surya ini mengandung satu atau lebih bahan aktif, seperti oxybenzone, avobenzone, octisalate, octocrylene, homosalate, atau octinoxate.

Dalam beberapa tahun terakhir, filter kimia mendapat kecaman karena potensi risiko kesehatan dan juga lingkungan. Namun, menurut American Academy of Dermatology, FDA mengatakan bahwa bahan-bahan ini masih aman untuk digunakan. Secara ilmiah juga membuktikan bahwa tabir surya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca Juga:

Mengungkap 5 Mitos Tabir Surya yang Bikin Gagal Paham

Oleh karena itu, beberapa filter kimia dapat mengiritasi dibandingkan dengan filter mineral atau fisik. Beberapa filter kimia, seperti avobenzone, dikaitkan dengan prevalensi dermatitis kontak alergi dan iritan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabir surya fisik yang kurang alergi. Jadi alangkah baiknya apabila kamu menemukan kandungan ini dalam produk tabir surya yang kamu pakai, hindari.

Dari kedua tabir surya tersebut, yang menjadi perbedaan utama yaitu filter tabir surya mineral berada di atas kulit dan menghalangi sinar di permukaan, sedangkan tabir surya kimia berfungsi untuk menyerap sinar. Tabir surya mineral memiliki reputasi buruk sebagai lotion kental dan lengket, sedangkan tabir surya kimia cenderung ringan dan tipis, namun seringkali bisa mengiritasi dan menyumbat pori-pori. (yos)

Baca Juga:

Tips Berbisnis Produk Kecantikan dengan Menjadi Reseller

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan