Tabir Surya Mineral Vs Kimia: Mana yang Harus Digunakan?


Tabir Surya merupakan salah satu produk yang penting bagi kulit. (Foto: Pexels/Moose Photos)
MEMAKAI tabir surya bisa membuat kulit terlindungi dari sinar paparan sinar matahari saat kamu sedang melakukan aktivitas di luar ruangan. Hingga saat ini, masih banyak juga yang menyepelekan fungsi dari tabir surya dan malas menggunakannya karena merasa tidak ada efeknya.
Namun, banyak juga yang justru sangat menyukai pemakaian tabir surya karena dirasa benar-benar bermanfaat. Baru-baru ini, semakin banyak produk tabir surya yang muncul. Ada tabir surya mineral dan kimia.
Baca Juga:
Dikutip dari Instyle, tabir surya merupakan salah satu produk perawatan kulit yang paling susah untuk dijelajahi. Tidak hanya mengenai kapan dan bagaimana cara penggunaanya, tapi juga yang menjadi perbincangan di media sosial yaitu mengenai tabir surya mana yang lebih aman untuk digunakan. Tabir surya terbagi menjadi dua, yakni mineral atau tabir kimia. Apa perbedaan keduanya?
1. Tabir surya mineral

Tabir surya atau sering juga disebut sebagai tabir surya fisik, terdiri dari bahan aktif seng oksida dan titanium dioksida. Bahan-bahan ini berada di atas kulit untuk menyebarkan dan juga membelokkan sinar UV dan secara fisik menghalangi sinar UV agar tidak masuk ke dalam kulit.
Perlu diketahui bahwa partikel mineral nano dapat diserap ke dalam aliran darah. Adapun manfaatnya yaitu meminimalkan gips putih yang terkait dengan filter mineral dalam berat molekul aslinya.
2. Tabir surya kimia

Tabir surya kimia terdiri dari bahan kimia yang bisa menyerap sinar UV dan menciptakan reaksi kimia yang mengubah sinar UV menjadi panas. Panas tersebut kemudian dilepaskan dari kulit kamu. SPF pada tabir surya ini mengandung satu atau lebih bahan aktif, seperti oxybenzone, avobenzone, octisalate, octocrylene, homosalate, atau octinoxate.
Dalam beberapa tahun terakhir, filter kimia mendapat kecaman karena potensi risiko kesehatan dan juga lingkungan. Namun, menurut American Academy of Dermatology, FDA mengatakan bahwa bahan-bahan ini masih aman untuk digunakan. Secara ilmiah juga membuktikan bahwa tabir surya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Baca Juga:
Oleh karena itu, beberapa filter kimia dapat mengiritasi dibandingkan dengan filter mineral atau fisik. Beberapa filter kimia, seperti avobenzone, dikaitkan dengan prevalensi dermatitis kontak alergi dan iritan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabir surya fisik yang kurang alergi. Jadi alangkah baiknya apabila kamu menemukan kandungan ini dalam produk tabir surya yang kamu pakai, hindari.
Dari kedua tabir surya tersebut, yang menjadi perbedaan utama yaitu filter tabir surya mineral berada di atas kulit dan menghalangi sinar di permukaan, sedangkan tabir surya kimia berfungsi untuk menyerap sinar. Tabir surya mineral memiliki reputasi buruk sebagai lotion kental dan lengket, sedangkan tabir surya kimia cenderung ringan dan tipis, namun seringkali bisa mengiritasi dan menyumbat pori-pori. (yos)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
