Swedia Resmi Menjadi Anggota Baru ke-32 NATO

Jumat, 08 Maret 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Swedia resmi menjadi anggota ke-32 Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah Amerika Serikat menerima instrumen aksesi, Kamis (7/3) malam waktu setempat.

Aksesi itu akhirnya diterima setelah dua tahun Swedia mengajukan diri untuk bergabung dengan aliansi militer itu pasca-meletusnya perang Rusia di Ukraina pada Februari 2022.

Baca juga:

NATO Bakal Pasok Amunisi Senilai Rp 39 Triliun ke Ukraina

"Hal baik datang kepada mereka yang bersabar," sebut Menlu AS Antony Blinken di Kementerian Luar Negeri setelah menerima instrumen aksesi, dilansir dari Antara, Jumat (8/3).

Dalam kesempatan itu, Blinken tampil bersama dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson serta Menlu Swedia Tobias Billstrom.

"Ini adalah momen bersejarah bagi Swedia. Ini sejarah bagi aliansi kami. Ini sejarah bagi hubungan trans-atlantik. Aliansi NATO kami, atau aliansi pertahanan saat ini lebih kuat dan besar dari sebelumnya," kata Blinken.

Sementara itu, Kristersson mengatakan Swedia meninggalkan 200 tahun netralitas dan ketidakberpihakan militer sebagai langkah besar.

"Keadaan keamanan di kawasan kami tidak pernah lebih serius sejak Perang Dunia Kedua," kata dia. "Rusia akan terus menjadi ancaman serius atas keamanan Atlantik Eropa untuk masa mendatang.”

Baca juga:

Rusia Siapkan Tindakan Balasan Setelah Finlandia Gabung NATO

Sebelumnya, Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan bergabung dengan NATO pada Mei 2022, meninggalkan kebijakan non-blok mereka yang sudah lama ada, sebuah keputusan yang dipicu perang Rusia melawan Ukraina.

Finlandia, yang memiliki garis perbatasan dengan Rusia sepanjang 1.340 kilometer (832 mil), telah terlebih dahulu menjadi anggota NATO ke-31 pada 4 April 2023.

Adapun, bendera Swedia yang baru saja resmi diterima sebagai anggota NATO ke-32 akan dikibarkan bersama dengan 31 anggota lainnya pada upacara di kantor pusat NATO, Brussels, pada Senin 11 Maret mendatang. (*)

Baca juga:

NATO Sebut Perang Putin Picu Perpecahan di Rusia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan