Supaya Anak Tahan Banting di Masa Pandemi
Senin, 05 Oktober 2020 -
ORANG tua jangan menyerah ya di masa pandemi. Anak kamu membutuhkan kamu. Memang, situasi tak menentu di tengah pandemi. Namun, kamu harus tetap hadir sebagai penguat mental anak-anakmu.
Kamu bisa membentuk pelajaran yang mereka ambil mulai saat ini. Berikut adalah cara untuk membangun ketahanan mental yang akan membantu anak bukan hanya di masa pandemi, tetapi sepanjang hidup mereka:
Baca juga:
1. Beri kelembutan dan kasih

Cara terbaik untuk memengaruhi anak adalah dengan menunjukkan kita tidak masalah karena tidak sempurna. Kamu melakukannya dengan memaafkan dan melihat kebaikan dalam diri sendiri.
Remaja dan anak-anak memperhatikan apa yang orang tua lakukan dan melihat bagaimana cara orang tuanya bereaksi. Jadi perlakukan dirimu dengan baik, dan mereka akan belajar memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik.
2. Lepaskan emosi

Ketika kita memendam emosi, itu membusuk dan dapat menyebabkan perasaan yang tidak terselesaikan. Bantu anak menemukan cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi mereka. Dorong untuk berbicara, menulis jurnal, ekspresi kreatif, olahraga, meditasi, atau doa. Katakan kepada mereka bahwa kamu ada di sana untuk membicarakan sesuatu atau berbagi rasa frustrasi mereka.
3. Tetap tenang

Selain kata-kata, cobalah komunikasikan sinyal tak terucap yang dapat menenangkan orang lain. Ekspresikan cinta tanpa syarat dan jadilah kehadiran yang konstan dan menenangkan untuk anak-anak. Jangan lupa bahwa kamu juga manusia.
Baca juga:
Pastikan kamu telah menemukan tempat yang tenang sebelum menjangkau dan mendukung anak. Itu mungkin membutuhkan dukungan, menemukan ruang untuk refleksi, atau menuliskan perasaan. Jangan takut untuk menunjukkan kepada anak bahwa dibutuhkan usaha dan niat untuk mencapai keadaan tenang saat stres.
4. Bersikaplah realistis dan jujur

Katakan apa yang kamu ketahui dan akui apa yang tidak kamu ketahui. Bekerja samalah untuk menemukan informasi kredibel yang mendidik dan membawa pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut. Ketidakpastian sering membuat kita membayangkan yang terburuk. Jenis pemikiran semacam ini justru akan mengganggu kemampuanmu untuk berkonsentrasi dan membuat rencana. Itu juga bisa membuat kamu merasa sakit secara fisik.
Berhentilah dan tanyakan pada dirimu apakah kamu sedang membayangkan yang terburuk. Kemudian tarik napas dalam-dalam dan bekerja sama untuk menemukan kebenaran. Dengan membiarkan pemikiran tetap realistis, orang tua akan dapat merencanakan solusi dan pemecahan masalah dengan lebih baik.
5. Temukan kebahagiaan dan tunjukkan rasa syukur

Bahkan di masa-masa sulit, penting untuk menemukan momen kebahagiaan. Terkadang butuh usaha, seperti memilih bermain game atau memasak resep favorit. Di lain waktu, sesederhana melihat sekeliling kamu. Bersikaplah sengaja untuk memasukkan hal-hal yang membuat kamu bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Hargai matahari terbenam. Bagikan lelucon dengan teman. Peluklah anakmu.
Menemukan hal-hal kecil untuk disyukuri dapat berdampak besar pada kesejahteraan orang tua dan anak. Ungkapkan dengan lantang satu hal yang kamu syukuri setiap pagi. Syukur terbukti membuat orang lebih bahagia dan sehat, baik secara fisik maupun mental. (avia)
Baca juga: