Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini

Kamis, 20 Maret 2025 - Dwi Astarini



MERAHPUTIH.COM - TAHUN 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Suhu global diperkirakan lebih dari 1,5 derajat celsius lebih tinggi daripada tingkat sebelum industrialisasi. Demikian diungkap Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Rabu (19/3).

Menurut laporan yang diterbitkan badan PBB tersebut, 2024 menandai tahun pertama yang melampaui ambang batas tersebut. Suhu rata-rata permukaan global sekitar 1,55 derajat celsius di atas rata-rata 1850-1900. Ini merupakan tahun terpanas dalam 175 tahun, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 2023 yaitu 1,45 derajat celsius di atas ambang batas tersebut.

Namun, itu tidak berarti bahwa target 1,5 derajat internasional yang disepakati melalui Kesepakatan Paris telah dilanggar, mengingat angka tersebut merujuk pada rata-rata jangka panjang selama beberapa dekade, bukan tahun-tahun individu. Meskipun demikian, ini menjadi tanda yang mengkhawatirkan.

"Meski satu tahun yang melewati 1,5 derajat pemanasan tidak menunjukkan tujuan suhu jangka panjang dari Kesepakatan Paris sudah tidak terjangkau, ini merupakan alarm bahwa kita sedang meningkatkan risiko bagi kehidupan kita, ekonomi, dan planet ini," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo, dikutip The Korea Times.

Baca juga:

Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens



Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pencapaian target tersebut masih mungkin tercapai, tetapi hanya jika negara-negara di seluruh dunia meningkatkan upaya mereka.

“Para pemimpin dunia harus mengambil langkah untuk mewujudkannya, memanfaatkan energi terbarukan yang murah dan bersih untuk rakyat dan ekonomi mereka. Rencana iklim nasional yang baru akan disusun tahun ini," katanya.

Laporan tersebut mengaitkan kenaikan suhu yang terlihat antara 2023 dan 2024 dengan terus meningkatnya emisi gas rumah kaca, ditambah pergeseran dari peristiwa La Nina yang mendingin menjadi El Nino yang menghangat. Beberapa faktor lainnya, seperti perubahan siklus matahari dan letusan gunung berapi besar, juga dapat berperan, tambah laporan tersebut.

Suhu hanya merupakan bagian kecil dari gambaran yang jauh lebih besar.

Laporan tersebut mengatakan suhu laut pada 2024 mencapai level tertinggi dalam 65 tahun. Sementara itu, rata-rata tingkat permukaan laut global mencapai titik tertinggi sejak catatan satelit dimulai pada 1993, dengan laju kenaikan dari 2015 hingga 2024 dua kali lebih cepat jika dibandingkan dengan periode 1993 hingga 2002.

"Data untuk 2024 menunjukkan lautan kita terus menghangat, dan permukaan laut terus meningkat. Bagian beku dari permukaan Bumi, yang dikenal sebagai kriosfer, mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan: gletser terus mundur, dan es laut Antartika mencapai tingkat terkecil kedua yang pernah tercatat. Sementara itu, cuaca ekstrem terus memiliki konsekuensi yang menghancurkan di seluruh dunia," kata Saulo.

Semua itu berarti lebih banyak nyawa manusia berada dalam risiko yang lebih besar.

Menurut laporan tersebut, siklon tropis, banjir, kekeringan, dan bahaya lainnya pada 2024 menyebabkan jumlah orang yang terpaksa mengungsi tercatat paling tinggi dalam 16 tahun terakhir. Kondisi itu berkontribusi pada memburuknya krisis pangan.

"Sebagai respons, WMO dan komunitas global sedang memperkuat upaya untuk memperkuat sistem peringatan dini dan layanan iklim untuk membantu pengambil keputusan dan masyarakat secara luas menjadi lebih tangguh terhadap cuaca ekstrem dan iklim. Kami sedang membuat kemajuan, tetapi perlu bergerak lebih jauh dan lebih cepat," kata Saulo.

Baca juga:

Abu Vulkanis Mendinginkan Suhu Bumi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan