Subsidi BBM RI Membengkak Rp 4 T tiap Kenaikan 1 USD Imbas Konflik Iran-Israel

Selasa, 16 April 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Pemerintah masih menahan kenaikan harga BBM di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah yang berdampak pada gejolak harga minyak dunia. Meski demikian, subsidi bisa bengkak hingga Rp 4 triliun jika harga minyak dunia naik 1 USD per barel akibat eskalasi konflik Iran-Israel.

"Sekarang kita tahan, sementara stok aman. Tetapi kita lihat perkembangannya ke depan, mudah-mudahan enggak ada eskalasi konflik Iran-Israel," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4).

Baca juga:

Jokowi Arahkan RI Ambil Sikap Deeskalasi dalam Konflik Iran-Israel

Usai menghadiri rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Arifin menjelaskan Presiden meminta adanya antisipasi untuk melihat skenario yang mungkin terjadi dari konflik tersebut.

Di sisi lain, Menteri Arifin telah memperhitungkan kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada kompensasi dan subsidi BBM di dalam negeri.

Menurut dia, subsidi BBM bisa membengkak sekitar Rp 3,5 triliun sampai Rp 4 triliun jika harga minyak dunia naik 1 USD per barel. Perhitungan tersebut juga belum termasuk jika kurs rupiah melemah terhadap dolar.

"Kalau harga minyak naik 1 USD, itu bisa naik sekitar 3,5 sampai 4 triliun untuk kompensasi dan subsidi. Belum lagi kalau rupiah tiap naik 1 dolar 100 rupiah juga cukup besar," kata dia, dikutip dari Antara.

Arifin juga mengakui upaya menahan subsidi BBM agar tidak bengkak karena bergantung pada harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.

Sejauh ini, Indonesia masih mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi, sedangkan LPG berasal dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. Sementara itu, impor BBM Indonesia berasal dari Singapura dan Malaysia. (*)

Baca juga:

PM Israel Sebut akan Balas Serangan Iran dengan Bijak

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan