Sigaret Kretek Mesin dan Tarif Angkutan Udara Penyumbang Inflasi Terbesar di Juni 2024

Senin, 01 Juli 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,28.

BPS melaporkan secara tahunan inflasi terjadi pada seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan 1,90 persen dengan andil terbesar 1,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil di antaranya emas perhiasan, gula pasir, dan nasi dengan lauk.

Komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,68 persen dan memberikan andil 0,33 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan sigaret kretek tangan.

Sedangkan komponen harga bergejolak mengalami inflasi 5,96 persen dengan andil sebesar 0,96 persen, dengan kontributor dominan adalah beras, cabai merah, dan bawang merah.

Baca juga:

DPR Desak Kemenhub Atasi Kenaikan Tarif Pesawat

Tercatat, komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 0,98 persen pada Juni 2024 dan berkontribusi sebesar 0,16 persen terhadap tingkat deflasi secara bulanan.

"Deflasi Juni 2024 sebesar 0,08 persen didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi 0,98 persen dan memberikan andil 0,16 persen," kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi di Jakarta, Senin (1/7).

Beberapa komoditas utama penyumbang andil deflasi pada Juni 2024 adalah komoditas bawang merah dengan andil 0,09 persen, tomat 0,07 persen, daging ayam ras 0,05 persen, dan telur ayam ras 0,02 persen.

Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing 0,02 persen; emas dan perhiasan, kentang, ketimun, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, ikan segar, dan kopi bubuk dengan andil masing-masing 0,01 persen.

Baca juga:

Tiket Pesawat Rute Domestik Makin Mahal, Menparekraf Cari Solusi

Komponen inti mengalami inflasi 0,10 persen dengan andil 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dan kopi bubuk.

Sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan andil 0,02 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.

Bila ditinjau berdasarkan sebaran inflasi bulanan berdasarkan wilayah, sebanyak 26 dari 38 provinsi Indonesia mengalami deflasi, sedangkan 12 lainnya mengalami inflasi.

Berdasarkan wilayah, secara tahunan seluruh provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 5,65 persen. Kemudian, Sulawesi Utara 4,42 persen, Sumatera Barat 4,04 persen, Kalimantan Timur 2,99 persen, Bali 2,71 persen, Banten 2,49 persen, Kalimantan Tengah 2,22 persen, Jawa Timur 2,21 persen, Sulawesi Selatan 2,03 persen, Nusa Tenggara Timur 1,54 persen, dan Papua Barat Daya 1,28 persen.

Baca juga:

101 Pesawat Yang Bawa Pulang Jemaah Haji Transit di Kualanamu

Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung, yakni sebesar 1,08 persen.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan