Sibolga, Tapteng, dan Tapsel Jadi Daerah Terparah Banjir di Sumut
Senin, 01 Desember 2025 -
MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa terdapat tiga wilayah di Sumatra Utara yang mengalami dampak terparah akibat bencana banjir dan longsor. Ketiga daerah tersebut adalah Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, dan Tapanuli Selatan (Tapsel).
“Jadi kalau di Sumatra Utara saya bisa menyampaikan bahwa yang masih belum bagus adalah Sibolga, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers, Minggu (30/11) malam.
Meski demikian, Suharyanto menyebut kondisi di Tapanuli Selatan sudah mulai pulih.
“Kenapa sudah mulai pulih? Karena akses jalan darat itu bisa sehingga keluar masuk barang itu masih bisa masuk ke daerah itu,” jelasnya.
Baca juga:
Dugaan Kerusakan Alam, DPR Akan Panggil Kemenhut Bahas Banjir dan Longsor di Sumatra Utara
Suharyanto juga mengatakan bahwa komunikasi di Tapanuli Tengah kini sudah bisa berfungsi secara terbatas dengan bantuan layanan Starlink. Perangkat tersebut telah dipasang di lokasi pengungsian, yaitu di Kantor Bupati Tapanuli Tengah.
“Di Kantor Bupati Tapanuli Tengah seakan berkumpul masyarakat di situ. Jadi tempat untuk mengobrol dan mendapatkan sinyal internet maupun sinyal HP,” ujarnya.
Selain itu, komunikasi di Sibolga sudah membaik yang ditandai dengan mulai tersedianya sinyal telepon seluler.
BNPB juga menegaskan bahwa stok BBM masih tersedia di kedua wilayah tersebut meskipun warga harus mengantre. Untuk persoalan listrik, pihaknya terus berkoordinasi dengan Direksi PLN guna mencari solusi.
“Jadi memang banyak tower, gardu-gardu besar itu yang ambruk sehingga langkahnya untuk Tapanuli Tengah dan Sibolga nanti menggunakan frekuensi rendah. Seperti apa itu? Nanti tanya ke ahlinya, yaitu PLN,” ujar Suharyanto.
“Kalau gardu rendah, frekuensi rendah itu sudah terpasang, ya itu sudah normal. Sekarang masih pakai genset,” tambahnya.
Baca juga:
Rusia Kirim Pesan Duka Cita Atas Banjir Sumatra, Putin: Kami Bersama Rakyat Indonesia
Sementara itu, persoalan air bersih masih menjadi kendala. Banyak pipa air yang tidak berfungsi karena tertutup lumpur. Pemerintah daerah kini sedang melakukan normalisasi agar layanan air dapat kembali berjalan.
“Airnya sedang proses normalisasi karena banyak yang pipa-pipanya atau ujung-ujung pipanya tertutup lumpur. Mudah-mudahan ini semakin lama semakin baik,” ucap Suharyanto.
Ia menambahkan bahwa meski kondisi listrik, komunikasi, dan BBM berangsur membaik, dampak bencana masih cukup berat di beberapa titik.
“Tetapi dari segi bencananya, dampak bencananya itu ada dua desa yang cukup parah. Kalau yang Sibolga dan Tapanuli Tengah sebetulnya kena bencananya itu enggak parah. Parah tapi tidak lumpuh. Sekarang setelah dua hari tiga hari tidak hujan itu rumah-rumah sudah membersihkan lumpur-lumpur itu,” tutupnya. (Asp)