Satgas COVID-19 Ungkap Lima Fakta Strategi Keberhasilan Tangani Pandemi
Rabu, 24 Maret 2021 -
MerahPutih.com - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengungkapkan lima fakta strategi keberhasilan berbagai negara dalam penanganan virus corona.
Sekretaris Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas COVID-19, dr. Mariya Mubarika mengatakan disiplin dalam menegakkan aturan merupakan penentu keberhasilan dalam menjaga kestabilan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Baca Juga
Warga Madura dan Minang Paling Banyak Tolak Divaksin COVID-19
“Negara yang baik dan berhasil menangani pandemi COVID-19 itu model kepemimpinannya seperti TNI dengan mematuhi garis komando. Cepat dan kalau dari atas A sampai ke bawahnya A,” kata Mariya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (24/3).
Mantan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2019-2021 ini menjelaskan kerja sama masyarakat sangat perlu dan juga menentukan keberhasilan. Selain itu, mengkaji perkembangan profil terbaru COVID-19 serta usaha mitigasi penyebaran COVID-19 yang segera diterapkan menjadi efektif dan efisien.
Lebih lanjut dr. Mariya Mubarika, mengatakan jika berbagai pendekatan tidak ada perbaikan, perlu segera memikirkan metode lain sebelum terlambat dan malahan tereliminasi oleh Virus yakni dengan jumlah angka kematian terus meninggi.
Terakhir, perlu dibuat sistem perlindungan satu langkah di depan serangan virus, karena kita tidak mungkin terus di ombang ambing dari perubahan mutasi virus yang secara alamiah memang terus bermutasi, berdampak ke perubahan virulensi, kematian ataupun bisa menghindar dari antibodi. Kita harus lebih cerdas dari virus.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Imunisasi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan dr. Asik Surya, MPPM menyatakan tingkat kedisiplinan masyarakat kita dalam menggunakan masker jauh lebih baik dibandingkan dengan negara Amerika Serikat yang menganut paham demokrasi liberal.
“Amerika Serikat tigabelas kali lipat lebih parah daripada Indonesia,” ujar peraih gelar Master Public Policy and Management lulusan University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat tahun 1999 ini.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, menyatakan saat ini seluruh dunia berharap dengan vaksin, termasuk Indonesia, meski sudah menjalani protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi) dan 3T (testing, tracing, dan treatment).
“Pemerintah menyiapkan ketersediaan vaksin untuk seluruh masyarakat secara bertahap serta melakukan inovasi pelaksanaan vaksinasi guna mengejar target yang dicanangkan Bapak Presiden selama 300 hari sudah harus selesai,” ujar dr Asik.
Sedangkan, Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S, MARS, MHKes mengatakan peningkatan sumber daya manusia (SDM), organisasi, sistem komunikasi, integrasi, dan sinergi dengan Kepolisian RI dan juga di lingkungan internal TNI sangat penting dalam penanganan pandemi COVID-19.
“Kita sama-sama berkolaborasi dan bersinergi dalam penggunaan kekuatan tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 yang bisa memberikan ancaman dan mengganggu ketahanan negara,” ujar Mayjen TNI Tugas Ratmono.
Jenderal Bintang Dua - yang saat ini menjabat pula sebagai Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat - menekankan pentingnya sinergitas TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, Satgas COVID-19/BNPB, dan kepala daerah dalam memutus penyebaran COVID-19.
“Sudah beberapa kali ditekankan Bapak Panglima TNI dan Ketua Satgas COVID-19 masih banyak yang perlu disinergikan untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di negara kita,” papar Mayjen TNI Tugas Ratmono. (*)
Baca Juga
Satgas COVID-19 Minta Pembukaan Sekolah Tatap Muka Dilakukan Bertahap