Sambut Ramadan Bedug Berusia 400 Tahun Ditabuh
Jumat, 26 Mei 2017 -
Menyambut bulan suci Ramadan, Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat menggelar tradisi dlugdag. Tradisi untuk menandai datangnya Ramadan ini ditandai dengan pemukulan bedug yang telah berusia 400 tahun, seusai salat asar berjamaah pada Jumat (26/5).
Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadingrat memulai memukul bedug yang bernama bedug Sang Magiri, yang ada di langgar agung tersebut. Pemukulan bedug dimulai dengan suara rendah, tengah, hingga akhirnya tinggi. Dengan khidmat, Sultan menabuh bedug.
Berturut-turut, pemukulan bedug pun dilakukan oleh penghulu keraton dan sejumlah abdi dalem. Nada pukulannya sama, dari suara rendah hingga suara tinggi.
Arief menjelaskan, pemukulan bedug dengan nada rendah diteruskan dengan nada tinggi menandakan siklus kehidupan manusia. "Mulai dari bayi yang baru lahir, balita, remaja, dewasa hingga akhirnya kembali ke Sang Pencipta," tutur Arief.
Tradisi dlugdag pun menandakan telah berakhirnya Syaban, dilanjutkan dimulainya Ramadan.
"Malam ini kita sudah mulai melakukan salat tarawih," kata Arief.
Pemukulan bedug, Arief melanjutkan, tidak hanya dilakukan saat bulan puasa mulai, tapi saat berbuka dan kapan pun. Sebab dulu, belum ada pengeras suara seperti saat ini.
Pada Ramadan, Arief berharap, umat Islam menjalankan ibadahnya dengan baik. "Jangan lewatkan bulan penuh keberkahan ini. Jangan berlalu begitu saja," kata Arief.
Berita ini merupakan laporan dari Mauritz, kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya di: Besok, Kemenag Gelar Sidang Isbat Tentukan Awal Ramadan