Riwu Ga, Sosok Pembantu Sekaligus Ajudan Bung Karno yang Terlupakan
Rabu, 05 Agustus 2015 -
MerahPutih Nasional - Bung Karno, begitu nama tersebut lekat dan tertanam erat dalam lubuk hati rakyat Indonesia. Bung Karno atau Presiden Sukarno adalah Presiden RI pertama sekaligus proklamator tercinta.
Sejarah hidup Bung Karno memang terjal, panjang dan berliku. Sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia, Bung Karno adalah tokoh dan aktivis pergerakan yang sangat keras menantang kolonialisme Belanda.
Sejarah juga mencatat Bung Karno pernah beberapa kali diasingkan ke berbagai daerah. Sebut saja di Brastagi, Sumatera Utara kemudian Ende, Nusa Tenggara Timur dan Boven Digul Papua.
Sekitar tahun 1930-an Bung Karno diasingkan oleh kolonial Belanda ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Hampir 14 tahun Bung Karno menghabiskan waktu, tenaga dan energi di bumi Ende.
Roso Daras dalam sebuah bukunya 'Bung Karno Serpihan Sejarah yang Tercecer The Other 2 Stories' disebutkan, selama dalam masa pengasingan di Ende Bung Karno di bantu oleh Riwu Ga. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa sosok Riwu Ga adalah pengawal dan pembantu Bung Karno.
"Bung Karno sendiri tidak menghapus nama Riwu Ga dari catatan sejarah hidupnya," tulis Roso.
Selain itu Roso juga mengutip sebuah buku khusus yang membahas sosok Riwu Ga. Buku tersbebut ditulis oleh wartawan senior Peter A. Rohi dengan judul 'Riwu Ga, 14 Tahun Mengawal Bung Karno, Kako Lami Angalai'.
Roso Daras melanjutkan dalam buku setebal 140-an halaman yang ditulis Peter A. Rohi dijelaskan bahwa sosok Riwu Ga juga amat disukai istri Bung Karno, Inggit Garnasih.
"Riwu Ga digambarkan sebagai orang jujur, tekun, rajin, bertanggung jawab dan banyak membantu Bung Karno," sambung Roso.
Saat Bung Karno membuat kelompok sandiwara (tonil) yang bernama Kelimutu, Riwu Ga didapuk menjadi salah satu aktor dalam kelompok sandiwara tersebut. Sosok Riwu Ga juga diyakini banyak mengetahui masalah-masalah pribadi Bung Karno. Ia juga diyakini banyak menyimpan dokumen dan catatan sejarah Republik Indonesia pra kemerdekaan.
Saat Indonesia merdeka, Riwu Ga masih memilih menggarap ladang jagungnya di kawasan Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga akhir hayatnya ia memilih menjauhi hingar-bingar dunia politik dan memilih menjadi seorang petani. (bhd)
BACA JUGA:
Penjaja Bendera Musiman Raup Laba Rp2 Juta per Hari
Foto Bung Karno Salat di Amerika
Sering Beda Pendapat, Aidit dan Natsir Kerap Ngopi Bersama