Risiko Kanker Muncul Dari Cara Masak Asal-Asalan

Jumat, 21 Oktober 2022 - Hendaru Tri Hanggoro

MEMASAK jadi keahlian baru banyak orang. Ini tak lepas dari momen pembatasan kegiatan masyarakat selama Pandemi. Orang lebih banyak di rumah, lalu punya kesempatan untuk mempelajari keahlian baru. Salah satunya memasak. Keahlian ini juga didorong oleh keinginan menyediakan makanan sehat untuk keluarga atau diri sendiri.

"Sekarang COVID-19 telah menyebabkan perubahan dramatis dalam praktik makanan kita (seperti di banyak bidang kehidupan). Tren baru, seperti gelombang orang yang beralih ke pembuatan roti, menunjukkan bahwa bagi sejumlah orang, pandemi telah memberikan waktu untuk mempersiapkan makanan," tulis laman medicalexpress.com.

Banyak orang menyediakan bahan-bahan makanan dengan kandungan gizi tinggi. Namun, kandungan itu bisa hilang jika cara masaknya asal-asalan. Dr. Claresta Diella, M.Gizi, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinik, mengungkapkan bahwa cara memasak yang tidak tepat dapat memicu risiko kanker, salah satunya daging merah yang dibakar sampai gosong.

Baca juga:

Hati-Hati Memilih Air untuk Memasak

cara memasak risiko kanker
Singkirkan bagian yang gosong sebelum daging dikonsumsi. (Foto: Unsplash/Zac Cain)



Mengutip Antara (19/10), Claresta bilang cara pengolahan yang salah itu bisa jadi pencetus terjadinya kanker. "Makan daging merah itu bagus, tapi kalau proses memasaknya salah seperti dibakar sampai gosong, itu memicu kanker," kata Diella dalam bincang-bincang yang digelar virtual di Jakarta pada Rabu (19/10).

Oleh karena itu, Claresta mengatakan bahwa jika ingin memasak daging dengan cara dibakar, jangan sampai gosong. Jika terlanjur, dia menyarankan untuk menyingkirkan bagian yang gosong sebelum daging dikonsumsi.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) itu melanjutkan, cara memasak yang tidak tepat lainnya yang bisa menyebabkan kanker namun lazim dilakukan oleh orang Indonesia adalah menggoreng sayuran.

"Sayur kol itu sehat, tapi kalau cara memasaknya digoreng dan dikonsumsi terus menerus, itu juga meningkatkan risiko terjadinya kanker," ujar Claresta.

Baca juga:

Lupakan Resep, Saatnya Memasak dengan Mengandalkan Intuisi

goreng sayuran
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng akan membuat tubuh kelebihan lemak. (Foto: Pexels/Salamatu Gwadah)



Menurut Claresta, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng akan membuat tubuh kelebihan lemak. Salah satu dampak buruknya adalah semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh, maka kadar estrogen juga akan semakin banyak yang akhirnya dapat memicu risiko kanker payudara.

Meski demikian, Claresta menegaskan bahwa cara memasak yang tidak tepat tersebut tidak serta merta membuat seseorang langsung terkena kanker.

Ada faktor lain yang menyebabkan seseorang berisiko terkena kanker. Antara lain faktor genetik, terlalu banyak terpapar zat-zat kimia penyebab kanker, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.

"Ada beberapa penyakit yang memang faktor genetik ini tinggi, misalnya ibunya kanker payudara biasanya ke anaknya atau cucunya bisa kanker payudara juga," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Claresta melanjutkan, seseorang memang tak bisa menghindari faktor risiko yang berasal dari genetik, tapi dia tetap bisa mencegah kanker dengan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

"Yang pasti genetik ini tidak bisa dimodifikasi, tapi faktor lainnya bisa ya dengan cara menerapkan perilaku hidup sehat, makan makanan yang sehat, dan ada aktivitas fisik jadi jangan lupa olahraga juga," ujar Claresta. (dru)

Baca juga:

Tips Memasak tanpa Minyak Goreng, Lebih sehat

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan