Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Selasa, 14 Oktober 2025 -
Merahputih.com - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) secara resmi menetapkan dua sajian khas Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yaitu Nasi Megono dan Lopis Krapyak sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) nasional.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menjelaskan bahwa penetapan ini merupakan puncak dari upaya panjang yang sudah dimulai sejak tahun 2023.
"Prosesnya sudah dimulai sejak 2023. Saat itu belum lolos karena ada kekurangan pada kajian ilmiah, tetapi setelah dilengkapi pada 2024 dan diajukan kembali pada 8 Oktober 2025, dua usulan kami mendapat pengakuan secara nasional," katanya dikutip Antara, Selasa (14/
Baca juga:
Menurut Sabaryo, ada beberapa kriteria ketat yang harus dipenuhi untuk penetapan WBTb, antara lain yakni karya budaya (kuliner, seni, atau bentuk budaya lain) harus memiliki pelestari atau maestro; kelengkapan kajian ilmiah; video dokumenter tentang nilai dan proses budaya; serta komitmen berupa rencana pengembangan jangka panjang.
Salah satu maestro yang aktif melestarikan Megono adalah pemilik Rumah Makan Mas Duki, yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan. Kolaborasi ini bahkan berhasil menciptakan inovasi Megono Kaleng agar hidangan tersebut lebih awet dan mudah dibawa ke mana saja.
"Kalau Megono asli biasanya cuma tahan dari pagi sampai sore. Akan tetapi, Megono Kaleng ini bisa dibawa bepergian dan tetap tahan lama, ini bagian dari inovasi pelestarian," tambahnya.
Sabaryo juga memaparkan bahwa Nasi Megono dari Kota Pekalongan memiliki cita rasa yang istimewa dan unik dibandingkan Megono dari daerah lain di sekitarnya, seperti Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang.
"Akan tetapi dari hasil kajian, kami punya keunggulan pada bumbunya karena menggunakan tambahan kecombrang. Itu membuat cita rasa Megono Kota Pekalongan lebih khas dan nikmat," katanya.
Baca juga:
Kenali Filosofi Kue Tradisional Ikonik Seserahan Hajatan Pernikahan
Penetapan WBTb ini tidak hanya membanggakan dari sisi budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal.
"Pengakuan ini menjadi modal besar untuk mengembangkan dan memasarkan kuliner khas kita. Sekarang Lopis Krapyak pun tidak hanya bisa dinikmati saat Syawalan, tetapi sudah banyak dijual di daerah ini," pungkasnya.