Rekontruksi Gaza Butuh Sekitar Rp 312,9 Triliun

Jumat, 16 Februari 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Rekonstruksi Gaza yang rusak akibat serangan Israel memerlukan "Rencana Marshall" yang baru. Rencana Marshall adalah program yang disponsori Amerika Serikat pada 1947 untuk membantu pemulihan ekonomi di sejumlah negara Eropa yang terdampak Perang Dunia II.

Tingkat kehancuran di Gaza sudah empat kali lipat dibandingkan kerusakan yang dialami wilayah kantong tersebut selama tujuh minggu perang Israel di Gaza pada 2014.

Baca Juga:

Keyakinan Masyarakat Israel Bisa Menang di Gaza Menurun

Direktur Divisi Strategi Globalisasi dan Pembangunan pada Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Richard Kozul-Wright menyatakan memperkirakan rekonstruksi Gaza pascaperang mencapai USD 20 miliar (sekitar Rp312,9 triliun) berdasarkan citra satelit terkini dan informasi lainnya.

Sementara itu, Kepala Urusan Bantuan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths memperingatkan adanya kemungkinan perpindahan warga Palestina yang terjebak di Rafah ke Mesir, jika Israel bersikeras melancarkan operasi militernya terhadap kota di Jalur Gaza selatan itu.

Ia lebih dari satu juta orang hidup sebagai pengungsi di Rafah. Mereka menyelamatkan diri dari serangan udara Israel dan berlindung di tenda-tenda pengungsian.

"Akan menjadi 'mimpi buruk' jika mereka terpaksa menyeberang ke Mesir jika terjadi serangan Israel terhadap Rafah. Gagasan mengevakuasi warga Gaza ke tempat yang aman adalah sebuah ilusi," ujarnya. (*)

Baca Juga:

Jumlah Warga Gaza Meninggal Bisa Melonjak Akibat Kekurangan Air Bersih

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan