Redam Pelemahan Rupiah, Pengamat Tawarkan Empat Langkah Strategis ini
Selasa, 11 September 2018 -
MerahPutih.Com - Pelemahan rupiah berdampak pada kecemasan para investor dan publik tanah air. Ketakutan akan terulangnya kembali krisis ekonomi tahun 1998 menghantui sebagian pengambil kebijakan di Tanah Air.
Bagaimana pemerintah dan para pelaku ekonomi menyikapi pelemahan rupiah terhadap dolar AS sekaligus melakukan langkah strategis untuk meredamnya? Pengamat ekonomi Dr James Adam menawarkan empat langkahyang harus dilakukan untuk mengamankan gelojak nilai tukar rupiah dari dolar AS.
Langkah pertama adalah menggunakan lebih banyak rupiah dalam berbelanja supaya posisi rupiah menjadi lebih kuat, kata anggota International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi, James Adam di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dia mengemukakan hal itu, terkait upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akhir-akhir ini dan terus menjadi sorotan.
Menurut James Adam, langkah kedua yaitu mengambil langkah strategis dan konkret sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia.
"Ketiga kita harus cinta rupiah dengan cara menghentikan atau mengurangi belanja barang dengan dolar (kuranai impor)," katanya.
Keempat tidak melakukan investasi di luar negeri yang harus menggunakan mata uang dolar.

"Dengan cara itu, transaksi luar negeri kita menurun supaya rupiah menjadi lebih kuat," kata James Adam menjelaskan.
Dosen Universitas Kristen Artha Wacana Kupang ini menambahkan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami pergolakan dolar US saat ini, tetapi berbagai negara juga mengalami hal yang sama.
"Jadi bukan hanya Indonesia. Lihat saja Turki, nilai mata uangnya Lira anjlok sampai 80 persen, begitupun dengan Argentina jatuh hingga 56 persen, lalu Venezuela juga melemah 17 persen, kemudian di Eropa, Inggris yang sempat anjlok hingga 5 persen," katanya.
Menurut James Adam sebagaimana dilansir Antara pemerintah dalam hal ini tidak salah sebab BI yang punya otoritas telah melaksanakan fungsi, hanya saja siklus ekonomi dunia tidak bisa ditekan ataupun di luar kontrol pemerintah.
Meski pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangannya kepada DPR Senin (10/9) kemarin menyatakan ada dampak positif dibalik pelemahan rupiah, namun perlu diwaspadai agar krisis rupiah tidak berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat sehari-hari.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Suap PLTU Riau-1, KPK Periksa Direktur Perencanaan Korporat PLN