Reaksi Tegas PAN soal Tuduhan Radikal kepada Din Syamsuddin

Minggu, 14 Februari 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menyayangkan tuduhan terhadap mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang disebut sebagai seorang yang radikal.

Menurut Ketua Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay, makna radikal itu sendiri sebetulnya belum dipahami secara utuh oleh mereka yang melabeli itu. Istilah radikal tidak selamanya buruk. Namun, ketika diaporkan ke KASN berarti makna radikal itu sendiri menjadi jelek dan buruk.

Baca Juga

Din Syamsudin Anggap Jabatan Wamendikbud untuk Abdul Mu'ti Merendahkan Muhammadiyah

"Kami tentu merasa bahwa tuduhan itu menyakiti salah seorang tokoh besar Indonesia yang selama ini dikenal sebagai orang yang memberikan keteduhan, dan membangun dialog lintas agama, lintas peradaban, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional," kata Daulay di Jakarta, Minggu (14/2).

Setahu Daulay, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu selalu menggelar dialog interfaith, dialog antaragama, serta dialog antarperadaban. Beliau juga ikut di dalam organisasi-organisasi interfaith seperti itu bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia internasional.

Bahkan, Din Syamsuddin itu pernah juga bicara di PBB, terkait dengan bagaimana Indonesia bisa membangun hubungan yang sangat harmonis.

"Saya sebagai pribadi, menganggap dekat dengan Din Syamsuddin, karena apa? Beliau itu senior saya di Muhamamdiyah, senior saya di Pemuda Muhammadiyah," jelas dia.

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok/FTR
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok/FTR

Bahkan lanjut Daulay, Din Syamsuddin merupakan dosen di UIN Syarif Hidayatullah saat semasa kuliah dulu.

"Mata kuliah yang beliau ajarkan, mata kuliah yang saya ambil itu adalah mata kuliah yang saya kira sangat modern, terutama tentang pemikiran Islam kontemporer," tuturnya.

Menurut dia, jika Din Syamsuddin menyampaikan satu, dua kritik kepada pemerintah, itu harus dipastikan bahwa kritik itu dalam konteks membangun Indonesia.

"Tentu di dalam sistem demokrasi yang kita anut seperti ini harus ada juga kritik yang konteksnya membangun. Saya pastikan Pak Din Syamsuddin tidak ada niat sedikit pun berniat buruk, berniat jahat dan membenci dalam kritiknya itu," ungkapnya.

Presiden Jokowi juga sudah menyatakan tidak ada masalah kalau dikritik. Tapi kenapa Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) melebeli seorang yang radikal.

"Saya juga sudah menghubungi beberapa alumi ITB, bahkan tokoh-tokoh yang pernah juga menjabat di republik ini. Terkait dengan kelompok itu, mereka mengatakan itu kelompok kecil saja di ITB, mengatasnamakan ITB seperti itu," tutupnya.

Seperti diketahui, Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) melaporkan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas dugaan pelanggaran kode etik terkait isu radikalisme.

Din Syamsuddin dilaporkan ke KASN dalam kapasitas Dosen UIN Syarif Hidayatullah. (Asp)

Baca Juga

Gatot dan Din Syamsudin Diminta Siapkan Bantuan Hukum untuk Petinggi KAMI yang Ditangkap

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan