Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
Rabu, 01 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - China merayakan Hari Nasional setiap 1 Oktober sejak 1949 yaitu saat pemimpin Tiongkok Mao Zedong mengibarkan bendera nasional China di tengah-tengah sekitar 300 ribu orang tentara dalam upacara pendirian Pemerintah Pusat Rakyat China yang diadakan secara megah di Lapangan Tiananmen, Beijing.
Presiden Xi Jinping mengingatkan agar bangsa China bersatu mewujudkan kebangkitan besar negara tersebut lewat pidato Resepsi Hari Nasional untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China.
"Mewujudkan kebangkitan besar bangsa Tiongkok adalah sebuah pencapaian agung yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah. Baik harapan maupun tantangan, semuanya memacu kita untuk berjuang sekuat tenaga, tidak menyia-nyiakan waktu dan tidak pernah lengah," kata Presiden Xi dalam resepsi Hari Nasional China di Balai Agung Rakyat, Beijing, Selasa (30/9).
Presiden Xi Jinping yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) menyampaikan pidato dalam resepsi yang didominasi warna merah di Beijing. Acara itu dihadiri lebih dari 1.000 undangan.
Baca juga:
2 Maskapai China dan Korea Anyar Terbang ke Bali, Wisatawan Diharapkan Makin Banyak
Perdana Menteri Li Qiang memimpin jalannya resepsi yang juga dihadiri Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (National People's Conggres atau NPC) Zhao Leji, dan Ketua Komite Tetap Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People's Political Consultative Conference atau CPPCC) Wang Huning.
Di belakang atas panggung utama tergantung megah lambang negara China dengan tulisan angka "1949–2025" warna kuning mencolok di bawah latar bendera merah yang berkibar.
"Baik harapan maupun tantangan, semuanya memacu kita untuk berjuang sekuat tenaga, tidak menyia-nyiakan waktu, dan tidak pernah lengah. Mari kita semakin erat bersatu di bawah Komite Sentral Partai, penuh semangat inovatif, bekerja keras dengan tekun, dan berusaha menuliskan babak yang lebih cemerlang dari modernisasi ala China," ajak Presiden Xi dikutip Antara.
Presiden Xi mengungkapkan, selama 76 tahun sejak berdirinya RRC, PKC telah memimpin rakyat untuk mengandalkan kekuatan sendiri, berjuang tanpa henti, dan meraih pencapaian yang tercatat dalam sejarah.
"Menoleh ke belakang, bangsa Tiongkok pernah berada di ambang kehancuran, tapi berhasil bangkit menuju kebangkitan besar. Perjalanan itu penuh dengan penderitaan dan kesulitan, tetapi juga dipenuhi semangat heroik dan kemenangan yang membanggakan," ungkap Presiden Xi.
Ia menyebut China harus terus memanfaatkan pengalaman sejarah untuk membangun negara dengan lebih baik, agar perjuangan yang dirintis oleh para pemimpin generasi terdahulu dan para pahlawan revolusioner semakin berkembang dan makmur.
"Sejak awal tahun ini, menghadapi situasi yang kompleks, kita semakin memperdalam reformasi secara menyeluruh, mendorong pembangunan berkualitas tinggi secara mantap, berupaya keras menjamin dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta secara mendalam menegakkan disiplin ketat dalam Partai," tambah Presiden Xi.
Ia menegaskan, pemerintah China akan dengan teguh melaksanakan kebijakan "Satu Negara, Dua Sistem" di Hong Kong dan Makau sekaligus mendukung kedua wilayah itu agar lebih baik berintegrasi ke dalam keseluruhan pembangunan negara, mengembangkan ekonomi dengan lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Kita juga harus menjaga konektivitas dan kerja sama lintas selat, dengan tegas menentang tindakan separatis 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan kekuatan luar, dan dengan tegas membela kedaulatan negara serta keutuhan wilayah," tambah Presiden Xi.
Menghadapi situasi internasional yang sedang berubah cepat Presiden Xi pun mengatakan bangsa Tiongkok harus secara aktif mengembangkan nilai-nilai bersama umat manusia.
"Mempraktikkan multilateralisme sejati, mendorong pelaksanaan Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, Inisiatif Peradaban Global, dan Inisiatif Tata Kelola Global," ungkapnya.