Rachmat Gobel: Sepuluh Bulan Menjabat Urus Produksi Pangan
Rabu, 04 November 2015 -
Merahputih Bisnis - Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku selama sepuluh bulan menjabat sebagai menteri membenahi pasar domestik, karena pasar domestik nasional lebih banyak produk-produk import KW (Palsu) yang memeberikan dampak pada perkembangan produksi nasional.
"Misalnya industri garmen banyak dipukul dengan produk pakaian bekas, kemudian barang-barang palsu beredar di Indonesia. Jadi banyak hal yang pada saat itu dibenahi," ujar Gobel saat ditemui usai diskusi Resuffle II, di Kawasan Tomang, Jakarta Barat, Rabu (4/11).
Gobel menilai selama ini distribusi bahan bahan pokok seperti beras, jagung, kedelai, banyak dikausai oleh para tengkulang. Sehingga mereka dapat leluasa memainkan harga, dan memberikan dampak pada inflasi.
"Jadi ini harus dibenahi, langkah-langkahnya pada umumnya harus sesuai dengan nawa cita, membangun pasar sebanyak 5000 selama lima tahun dan waktu itu saya terus berkoordinasi dengan Bulog institusi yang menjaga suply pangan dan memperkuat stok beras," jelasnya.
Menurut Gobel, selama sepuluh bulan dirinya mencoba untuk meyakinkan menteri pertanian bagaimana bisa menjawab untuk meningkatkan produksi pertanian nasional.
"Semua upaya dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan mulai dari masalah pupuk, masalah bibit, masalah irigasi. Hal ini saya terus mendorong suntuk menjadikan swasembada pangan, dan saya terus kelola mengenai impor-impor beras untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri," tuturnya.
Ketika disinggung soal Reshuffle jilid II, Gobel menjawab hal itu adalah hak Prerogatif dari presiden. "Itu hak alasanya, dan presiden sendiri yang punya alasan sendiri untuk memilih menteri-menterinya," pungkasnya. (Abi)
Baca Juga: