PSI Minta Pemprov DKI Kecualikan Lansia Daftar Layanan Kesehatan
Selasa, 11 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus mengecualikan warga lanjut usia (lansia) dalam penerapan aplikasi mobile JKN untuk mendaftar layanan kesehatan.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana mengaku, pihaknya mendapatkan kabar ada lansia yang kesusahan menggunakan aplikasi mobile JKN lewat telepon genggam.
"Ini mengkhawatirkan karena ada potensi segelintir orang tidak mendapatkan layanan kesehatan yang merupakan hak dasar mereka sebagai warga negara," kata William di Jakarta, Selasa (11/2).
William menilai bahwa fitur-fitur yang ada dalam aplikasi mobile JKN itu masih perlu dijelaskan kepada anggota publik, baik yang sudah lansia maupun mereka yang masih muda.
Baca juga:
Kemenkes Jamin Warga Belum Punya BPJS Bisa Ikut Cek Kesehatan Gratis
"Aplikasi tersebut mengandung banyak fitur-fitur yang menggunakan istilah-istilah serta singkatan-singkatan yang rumit. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan harus mengeluarkan tenaga ekstra dalam menginformasikannya kepada masyarakat," lanjutnya.
William juga menyoroti kemunculan aplikasi-aplikasi kesehatan lainnya milik pemerintah yang dikhawatirkan semakin membingungkan warga lansia.
Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Kesehatan Republik Indonesia (RI) Nomor HK.01.07/Menkes/33/2025 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Gratis Hari Ulang Tahun, aplikasi SATUSEHAT Mobile (SSM) dan aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) diperkenalkan untuk mendukung program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG).
"Adanya aplikasi-aplikasi baru dengan istilah-istilah yang baru ini juga harus dimitigasi risikonya oleh pemerintah. Salah satunya adalah melalui sosialisasi untuk menjelaskan fitur-fiturnya secara jelas," ucapnya.
William juga mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk merancang skema yang memberikan para lansia pengecualian dalam mengakses layanan kesehatan di Jakarta. PSI pun menyarankan rumah sakit-rumah sakit di Jakarta untuk memperbolehkan layanan secara walk-in.
Lansia yang sulit menggunakan mobile JKN boleh langsung datang dan mendaftar secara offline. Tapi mereka menunggu antrian pasien-pasien yang sudah terdaftar online.
"Sebenarnya, lebih baik lagi kalau para lansia disediakan antrean tersendiri yang terpisah dari pasien regular karena mempertimbangkan usia, tenaga, dan kesehatan mereka," urainya.
Baca juga:
17 Ribu Lebih Warga Akses Program Cek Kesehatan Gratis Hari Pertama
Ia juga meminta agar rumah sakit menyediakan petugas-petugas yang bisa membantu para lansia di rumah sakit.
"Petugas-petugas khusus lansia juga harus dikerahkan untuk membantu para lansia mendaftar layanan Kesehatan di rumah sakit, karena teknologi bukan lah hal mudah untuk digunakan oleh mereka," jelasnya.
William menyarankan agar rumah sakit juga membuka ruang bagi lansia yang tidak memiliki gawai handphone untuk mendaftar secara manual. "Kita juga perlu mempertimbangkan lansia yang tidak memiliki handphone. Bagi mereka yang punya kondisi khusus tersebut, sebaiknya diberikan pengecualian total dengan memperbolehkan mereka untuk mendaftar secara manual," tandasnya. (Asp)