Profil Taruna Ikrar, ‘Bukan Kaleng-kaleng’ di Dunia Riset Kesehatan
Senin, 19 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8). Taruna Ikrar menggantikan Penny Lukito sebagai Kepala BPOM yang baru.
Sosok Taruna Ikrar memang cukup awam di dunia pemerintahan dan panggung politik nasional. Pria kelahiran Makassar, 15 April 1969 ini aktif berorganisasi dan menulis.
Ia pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine, Amerika Serikat. Sosoknya ternyata bukan sembarangan di dunia kesehatan.
Dia adalah salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak tahun 2009. Taruna Ikrar juga anggota tim peneliti obat dan vaksin di ASGCT California, Amerika Serikat.
Taruna Ikrar pernah menjabat sebagai wakil ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2000-2003. Selain itu, pernah menjadi anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum I-4 periode 2011-2013 dan 2012-2015.
Baca juga:
Profil Angga Raka, Eks Direktur Media Kampanya Prabowo-Gibran
Taruna pernah mengklaim dirinya menjadi salah satu nominee penerima Nobel tahun 2016 terkait penelitian optogenetics. Optogenetics adalah konstelasi optik, genetik, dan bioteknologi memadukan aplikasi genetik dengan optik untuk mempelajari fungsi sekelompok sel.
Selain soal Nobel, Taruna Ikrar juga mengklaim sebagai dekan dan profesor di Pacific Health Science University (PHSU) dan National Health University.
Namun, muncul banyak keraguan dari beberapa pihak tentang sejumlah penghargaan dan gelar guru besarnya di bidang kedokteran spesialis otak.
Namanya sempat menjadi perhatian publik ketika Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mencabut gelar profesornya pada November 2023 lalu.
Pencabutan itu tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen.
Baca juga:
Tahun 2020, Taruna sempat memicu polemik setelah diangkat oleh Menkes Terawan Putranto sebagai Ketua Konsil Kedokteran (KKI). IDI yang berseberangan dengan Terawan, memprotes pengangkatan itu.
Pada tahun 2022, saat Terawan tak lagi menjadi menteri, Taruna menjadi promotor pengukuhan koleganya, Terawan, sebagai Profesor Kehormatan di Universitas Pertahanan RI (Unhan). (Knu)