Prancis Resmi Akui Negara Palestina, Tegaskan tak Ada Pembenaran untuk Perang di Gaza
Selasa, 23 September 2025 -
MERAHPUTIH.COM — PRANCIS secara resmi mengakui Negara Palestina. Ini menjadi tambahan terbaru dalam gelombang negara-negara yang mengambil langkah tersebut.
“Waktu untuk perdamaian telah tiba. Tidak ada yang membenarkan perang yang sedang berlangsung di Gaza,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berbicara di PBB di New York, Selasa (23/9).
Macron juga menegaskan bahwa Belgia, Luksemburg, Malta, Andorra, dan San Marino akan mengakui Negara Palestina, setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal mengumumkan pengakuan pada Minggu lalu.
Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat terkait dengan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza serta pembangunan permukiman di Tepi Barat. Israel menyatakan pengakuan tersebut sama saja dengan memberi hadiah kepada Hamas atas serangan kelompok bersenjata Palestina itu pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, sejak serangan pertama itu, lebih dari 65.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Pasukan Israel tengah melancarkan ofensif darat untuk menguasai Gaza City. Lokasi itu menjadi rumah bagi sekitar satu juta warga Palestina dengan kelaparan telah dikonfirmasi bulan lalu.
Baca juga:
Dalam konferensi tersebut, Macron mengatakan waktunya telah tiba untuk menghentikan perang dan membebaskan para sandera Israel yang masih ditahan Hamas. Ia memperingatkan bahaya perang tanpa akhirdan menekankan bahwa kebenaran harus selalu mengalahkan kekuatan.
Ia menambahkan bahwa komunitas internasional telah gagal membangun perdamaian yang adil dan langgeng di Timur Tengah. “Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk menjaga kemungkinan solusi dua negara yang akan menghadirkan Israel dan Palestina berdampingan dalam damai dan aman,” tegasnya.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, yang berbicara mewakili Putra Mahkota Mohammed bin Salman, juga menyampaikan pidato di PBB. Ia menegaskan kembali bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian abadi di kawasan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut situasi di Gaza tidak dapat diterima secara moral, hukum, maupun politik. Ia mengatakan bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan kredibel menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang dilarang menghadiri langsung Majelis Umum PBB setelah AS mencabut visa dirinya dan sejumlah pejabat Palestina, menyampaikan pidato melalui sambungan video.
Ia menyerukan gencatan senjata permanen dan menegaskan Hamas tidak boleh memiliki peran dalam pemerintahan Gaza. Ia menyeru kepada kelompok itu agar menyerahkan senjata mereka kepada Otoritas Palestina (PA). “Hal yang kami inginkan ialah satu negara yang bersatu tanpa senjata,” katanya.
Abbas juga mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan dan menyampaikan pesan kepada rakyat Israel.
“Masa depan kami dan kalian bergantung pada perdamaian. Cukup sudah kekerasan dan perang,” tegasnya.(dwi)
Baca juga:
Gelombang Dukungan Global: Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina