Prabowo Bakal Putuskan Maju Pilpres di Rakornas Gerindra

Kamis, 05 April 2018 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo Subianto bakal menjawab aspirasi kader untuk maju sebagai calon presiden pada gelaran Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra 11 April mendatang.

"Rencana 11 April Pak Prabowo menerima aspirasi pengurus-pengurus daerah tentang keinginan kader di daerah Pak Prabowo maju presiden," kata Dasco di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis (5/4).

Namun, Dasco belum bisa memastikan apakah dalam acara tersebut Prabowo langsung menerima aspirasi dan mendeklarasikan diri sebagai bakal capres 2019-2024. Menurut dia, akan ada kejutan dalam gelaran Rakornas nanti.

"Nanti namanya menerima aspirasi kami tunggu. Begitu beliau (Prabowo) terima langsung deklarasi. Kami enggak bisa bilang sekarang, namanya juga kejutan," ujarnya.

Terpisah, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo enggan terburu-buru memutuskan maju dalam kontestasi demokrasi lima tahunan.

"Yang pertama Prabowo sangat realistis. Melihat dari elektabilitas Jokowi sangat tinggi daripada Prabowo," kata Ujang.

Hasil dari sejumlah lembaga survei memang menunjukkan elektabilitas Prabowo terpaut jauh dengan Joko Widodo. Misalnya, berdasarkan survei SMRC elektabilitas Jokowi mencapai 38,9 persen, sedangkan Prabowo hanya memperoleh 10,5 persen.

Faktor kedua, kata Ujang, sejauh ini sudah ada tujuh partai politik yang telah resmi menyatakan akan mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Ketujuh parpol tersebut yakni, PDI Perjuangan, Nasdem, PSI, PPP, Golkar, Hanura dan Perindo.

Suasana rapat Konsolidasi dan Deklarasi kader DPW Partai Gerindra se-Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Lampung, Senin (19/3). DPW Partai Gerindra se-Provinsi Lampung meminta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk maju sebagai Capres 2019-2024. ANTARA FOTO/Ardiansyah/aww/18.
Suasana rapat Konsolidasi dan Deklarasi kader DPW Partai Gerindra se-Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Lampung, Senin (19/3). (ANTARA FOTO/Ardiansyah)

"Yang kedua, partai koalisi 60% masuk ke Jokowi. Jadi 60% kekuatan konfigurasi partai politik sudah masuk ke Jokowi," tuturnya.

Faktor ketiga, lanjut Ujang, Jokowi merupakan calon incumbent sehingga memiliki sumber daya yang luar biasa. Sebab, seluruh infrastuktur pemerintahan masih dalam genggamannya.

"Yang ketiga, Jokowi ini kan incumben. Ini sumber daya kekuatan, baik kekuatan finansial, APBN, kejaksaan, kepolisian dan lain-lain," jelas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.

Tak hanya itu, menurut Ujang, calon incumbent selalu menjadi magnet politik nasional. Pasalnya, dengan sumber daya luar biasa yang dimilikinya, membuat setiap orang maupun kelompok yang berkepentingan berusaha merapat dengan kekuasaan.

"Semua orang merapat, semua orang ingin dekat, semua orang ingin mencari muka, semua orang ingin jadi tim suksesnya, sehingga kemungkinan Jokowi menang itu ada," ungkapnya.

Karena itu, kata Ujang, Prabowo tengah mengatur strategi dengan mengulur waktu pendeklarasian. Menurut dia, mantan Danjen Kopasus itu mesti mengkalkulasi kekuatan politik dengan matang. Jika tidak, Prabowo akan kembali menelan pil pahit kekalahan seperti di Pilpres 2014 silam.

"Menurut saya Prabowo kalaupun dia maju pasti di detik-detik terakhir. Karena Prabowo tidak mau maju terus kalah lagi. Kedua, usia beliau sudah senior, untuk (Pilpres) 2024 kan tidak punya peluang lagi. Artinya momentum baik Prabowo sebenarnya adalah momentum Pilpres 2019 ini," pungkas Ujang. (Pon)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Gelar Rakernas Bidang Hukum, Prabowo Akan Resmikan Setra Pandu Gerindra

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan