PP Muhammadiyah Akan Tanggung Semua Biaya Pengobatan Buya Syafii
Selasa, 30 Juli 2019 -
MerahPutih.Com - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah memastikan menanggung semua biaya pengobatan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii yang saat ini sedang perawatan di RS PKU Muhammadiyah, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Selain itu, PP Muhammadiyah juga menurunkan dokter khusus untuk mengobati dan merawat Buya Syafii Maarif selama berobat di rumah sakit.
Baca Juga: Buya Syafii: Jangan Dengar Pihak yang Klaim Menang Pilpres 2019 Sebelum Pengumuman KPU
Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais, mengungkapkan PP Muhammadiyah sudah memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi Syafii Maarif yang sedang sakit di rumah sakit. Muhammadiyah bertanggung jawab untuk membiayai pengobatan salah satu anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.

"Ya sebagai mantan ketua PP Muhammadiyah kita sudah selayaknya memberikan pengobatan bagi Syafii Maarif," ujar Dahlan ketika ditemui MerahPutih.Com di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Selasa (30/7).
Dahlan menjelaskan kepedulian Muhammadiyah selama ini tidak hanya pada Syafii Maarif, tetapi juga mantan ketua umum dan sesepuh Muhammadiyah yang lain. Dokter terbaik yang dimiliki Muhammdiyah, kata dia, juga dikerahkan untuk merawat Buya Syafii Maarif.
"Kita minta doa pada masyarakat agar Syafii Maarif diberikan kesembuhan," tutup Dahlan.
Baca Juga: Syafii Maarif: Politikus Saat Ini Siap Menang, Kalah Enggak Siap
Diketahui Buya Syafii dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping sejak Selasa (23/7) pagi. Jumat (26/7) malam, Buya Syafii dirujuk ke RSPAU Hardjolukito untuk menjalani tindakan penembakan batu ginjal.
Kemudian Buya Syafii berangsur-angsur membaik hingga diperbolehkan meninggalkan RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman pada Senin, (29/7).(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga: Buya Syafii Peringatkan Jokowi Soal Ketimpangan Ekonomi