Polri Bocorkan Honor Pembunuhan 4 Tokoh Nasional Dibayar 'Partun'
Selasa, 28 Mei 2019 -
MerahPutih.com - Mabes Polri menyebut uang Rp 150 juta yang diberikan untuk tersangka HK bukan honor bayaran untuk membunuh empat tokoh nasional. Uang itu diklaim Polri hanya untuk membeli senjata untuk jaringan HK melakukan aksinya.
"Baru Rp 50 juta dapat senjata. Sisanya untuk membeli senjata laras panjang. Laras pendeknya kan ada empat itu. Berarti ada 5 senjata," kata Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
BACA JUGA: Enam Pelaku Kerusuhan Akui Dibayar Puluhan Juta untuk Bunuh 4 Tokoh Nasional
Menurut Dedi, honor bayaran baru akan diberikan jika ke-4 tokoh nasional itu sudah berhasil dibunuh, alias pembayaran honornya memakai sistem partai tunda (partun).
"Honor untuk melakukan aksi nanti dikasih lagi. Dan ada janji juga. Janji juga 'kalau kamu berhasil mengeksekusi satu dari empat yaitu lembaga survei' kalau berhasil baru dikasih uang dan keluarganya ditanggung (hidupnya)," ucap Dedi.

"Kalau janji uangnya berapa setelah berhasil membunuh, baru didalami," imbuh jenderal polisi bintang satu itu.
Dedi memastikan nantinya bakal diungkap siapa donatur utama yang membiayai perencanaan semua aksi ini. Dia juga enggan menjawab saat dikonfirmasi ke-4 tokoh nasional yang dijadikan target itu antara lain Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menko Maritim Luhut Panjaitan, Menkopolhukam Wiranto dan anggota DPR dari PDIP Adian Napitupulu.
BACA JUGA: Disuruh Bunuh Tokoh Nasional Pada Kerusuhan 22 Mei, Pelaku HK Dapat Uang Rp150 Juta
"Nanti akan diungkap. Kan ada enam tersangka nih, si I leadernya. Nanti ada aktor intelektual yang mendesain. Lalu ada pendana yang kasih uang Rp150 juta dalam bentuk dollar Singapura. Kasihkan ke aktor intelektual, lalu ke I untuk beli senjata dan melakukan aksinya," ungkap Dedi.
"Kan aktor intelektualnya belum. Nanti kami dalami," tutup perwira tinggi Mabes Polri itu. (Knu)