Enam Pelaku Kerusuhan Akui Dibayar Puluhan Juta untuk Bunuh 4 Tokoh Nasional
 Andika Pratama - Senin, 27 Mei 2019
Andika Pratama - Senin, 27 Mei 2019 
                Polisi meminta kepada para perusuh untuk bubarkan diri mengingat sudah waktu sahur (Foto: antaranews)
Merahputih.com - Mabes Polri kembali mengembangkan hasil penyidikan kasus kerusuhan yang terjadi 21-22 Mei lalu. Kini, ada enam tersangka yang ditangkap.
Kadiv Humas Polri Irjen Mochammad Iqbal mengatakan, pihaknya menemukan bukti dan fakta hukum bahwa ada pihak-pihak yang menciptakan martir.
"Jadi apa yang disampaikan bapak Kapolri Menkopolhukam dan saya sendiri beberapa saat konferensi pers beberapa waktu lalu, bahwa massa ini bukan massa spontan, masa peristiwa yang disetting by design. Siang ini kami menyampaikan tebtang kemepilikan senjata api ilegal yang akan digunakan pada 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan," kata Iqbal di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5).
 
Iqbal melanjutkan, enam pelaku yang ditangkap adalah HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF. HK Perannya leader mencari senpi sekaligus mencari eksekutor dan sekaligus eksekutor serta memimpin aksi. Dia ada saat 21 Mei. Membawa satu pucuk senpi taurus.
"Pelaku menerima uang Rp 150 juta dan ditangkap Selasa 21 Mei di lobi Megaria Menteng," jelas Iqbal.
Sementara, AZ berperan mencari dan menjadi eksekutor. Kemudian, Ir berperan menerima uang dan TJ adalah eksekutor yang menggunakan senjata rakitan laras panjang.
"Dia positif Ampetamin dan metapetami. Jadi dia ingin keberaniannya meningkat gunakan itu," ungkap Iqbal.
Sementara itu, pelaku lain berinisial AD yang menjual tiga senjata api laras panjang. Pelaku menggunakan ampetamin dan benzo.
"Lalu pelaku perempuan berinisial AF als VV alamat Kelurahan Rajawali, Pancoran, Jaksel, peran pemilik dan penjualan senpi rakitan Revlovef ke HK. Ini perempuan, menerima penjualan Rp 50 juta," jelas Iqbl
HK dan TJ mendapat perintah membunuh empat tokoh nasional.
"Bulan April 2019 selain ada perencanaan pembunuhan masukan terdapat perintah lain untuk membunuh seorang pimpinan satu lembaga, lembaga swasta lembaga survei. Dan tersangka tersebut sudah beberapa kali mensurvei rumah tokoh tersebut, diperintahkan untuk mengeksekusi dan IR sudah mendapat Rp 5 juta," imbuh Iqbal.
HK membawa senjata mencampur dengan massa aksi 21 Maret untuk melakukan aksi.
 
"Ini ada teleskopnya, diduga kuat akan menghabisi dari jarak jauh. Walau rakitan ini efeknya luar bisa," ungkap Iqbal
Iqbal menjelaskan, empat tokoh nasional itu bukan Presiden Joko Widodo salah satunya. Iqbal hanya mensyukuri, empat pelaku sudah ditangkap.
"Lokasi sudah disurvei oleh semua pelaku, digambar sudah di mapping . Allah sayang kepada negara, itu setting nya. Allah insya Allah akan sayang kepada negara Indonesia sehingga kami diberi kekuatan untuk melakkakn upaya-upaya," pungkas Iqbal. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
 
                      Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
 
                      17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
 
                      Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
 
                      DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
 
                      Mengintip Perbaikan Bangunan Gerbang Tol Dalam Kota Pasca Demo Rusuh Telan Biaya 80 Miliar
 
                      Kapolri Sebut Polisi di Lokasi Unjuk Rasa bukan untuk Batasi Demokrasi, Deteksi Penyusup yang Memprovokasi
 
                      Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
 
                      Aksi Unjuk Rasa Sopir Tolak Penghentian Operasional Truk Tambang di Cigudeg Bogor
 
                      KPAI Sesalkan Polisi Tetapkan Ratusan Anak Tersangka Demo Rusuh Agustus 2025
 
                      




