'Politik Sandera' Bawa Setnov Duduki Ketum Golkar

Selasa, 17 Mei 2016 - Zulfikar Sy

Merahputih politik- Kemenangan Setya Novanto dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), hasil Munaslub yang digelar di Nusa Dua, Bali, dinilai banyak pengamat sebagai kemenangan pemerintah.

Hal ini juga sejurus dengan pengamatan pengamat politik Said Salahuddin. Menurutnya dengan terpilihnya Setnov sebagai Ketum Golkar hubungan pemerintah dan Golkar dipastikan akan lebih intim dan mesra.

Pernyataan ini disampaikan Said berdasarkan analisa dan fenomena politik belakangan ini. Said mengatakan didalam politik praksis, dikenal apa yang disebut dengan 'politik injak kaki' atau 'politik sandera', yaitu praktik politik yang dilakukan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang dianggap memiliki 'catatan politik', dengan cara memanfaatkan catatan dimaksud untuk menekan agar pihak lain itu mau mengikuti atau menuruti kehendak politik pihak bersangkutan.

"Mungkin saja pemerintah memandang kasus yang pernah menimpa Novanto saat menjabat sebagai Ketua DPR beberapa waktu lalu sebagai 'catatan politik' yang dimaksud," terang Said, kepada awak media, Selasa (17/5).

Hubungan ini pun semakin jelas dengan diambilnya keputusan resmi yang menyatakan Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih.

Selain itu, adanya sinyalemen dukungan pemerintah terhadap Setnov dapat dilihat dari pernyataan Menko Polhukam, Luhut B. Pandjaitan yang menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak nyaman jika Ketum Golkar rangkap jabatan.

BACA JUGA:

  1. Bangun Tidur, Setya Novanto Jadi Ketum Golkar
  2. Waduh, Setnov Tidur Saat Mengheningkan Cipta di Munaslub Golkar
  3. Setya Novanto Ketua Umum Partai Golkar Terpilih
  4. Setnov: Idrus Marham Sekjen dan Nurdin Halid Ketua Harian DPP Partai Golkar
  5. Partai Golkar Keluar dari Koalisi Merah Putih, Fadli Zon: Pemilu 2019 Milik Gerindra

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan