Pidato Perpisahan, Trump Tetap Tolak Kemenangan Biden

Rabu, 20 Januari 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya menyampaikan pidato perpisahan jelang leser pada Rabu, 20 Januari 2020 atau sesaat sebelum Joe Biden dilantik menjadi Presiden AS Ke-46.

Trump berdoa untuk pemerintahan baru Presiden terpilih Joe Biden, tetapi menolak untuk mengakui nama penggantinya dari Partai Demokrat.

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika. Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka beruntung," ujar Trump.

Baca Juga:

Penjagaan Super Ketat Pelantikan Biden Jadi Presiden AS Ke-46

Dalam pidato yang direkam, Trump mengagungkan berbagai keberhasilan masa kepresidenannya yang dia banggakan. Seperti kesepakatan perdamaian Timur Tengah yang di tengahi oleh pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negerinya.

"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini, dan lebih banyak lagi. Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit karena itulah yang Anda pilih untuk saya lakukan.

Bahkan, Trump sesombong telah melakukan revitalisasi aliansi dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan Tiongkok dan mengugkapkan rasa bangganya sebagai presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak memulai perang baru.

"Semua orang Amerika ngeri dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kami hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditolerir. Sekarang, saat saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada Rabu siang , saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," kata Trump dikutip Antara.

Trump menegaskan, dirinya segera pergi dari Istana Kepresidenan dengan hati yang setia dan gembira serta semangat optimistis, dan keyakinan tinggi jika yang terbaik masih akan datang untuk negara AS dan penerusnya.

Trump
Joe Biden dan Donald Trump. (Foto: VOA)

Setelah Biden dinyatakan menang, Trump telah menolak untuk menawarkan konsesi penuh kepada Biden, yang memenangkan pemilihan umum pada 3 November dengan 306 suara dari suara elektoral dibandingkan dengan Trump yang mendapatkan suara 232.

Trump berkampanye dengan janji untuk "Membuat Amerika Hebat Lagi" tetapi meninggalkan AS dengan hampir 400.000 orang meninggal karena virus corona, ekonomi yang berjuang dari pandemi, dan hubungan tegang dengan sekutu utama AS.

Trump selama beberapa pekan terakhir ini, berada di Gedung Putih setelah kerusuhan oleh para pendukungnya di Capitol yang menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.

Dilansir dari VOA Indonesia, tempat pelantikan Biden dan Harris, dikelilingi pagar tinggi dengan kawat berduri. Penampakan keamanan ini, yang jauh berbeda dibandingkan yang biasa terjadi pada pelantikan presiden sebelumnya di kawasan seputar Capitol, di mana Biden dan Harris akan diambil sumpah jabatan.

Laporan VOA kawasan Capitol Hill, tampak seperti perkemahan bersenjata.

Trump bakal menjadi Presiden AS yang tidak menghadiri pelantikan pesaingnya pada Pilpres lalu. Bahkan, ia memilih untuk mengadakan pesta perpisahan sendiri di kediamannya. (*)

Baca Juga:

Ketegangan dan Ancaman Keamanan Jelang Pelantikan Biden

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan