Penjarahan Situs Kuno Bersejarah Kerap ISIS Lakukan
Rabu, 08 April 2015 -
MerahPutih Internasional - Pada September 2014, New York Times menyatakan bahwa ISIS memanfaatkan warga sekitar di daerah jajahannya untuk menggali situs kuno dan menjadi pemasukan tambahan kelompoknya. Artikel itu ditulis oleh tiga orang awak medianya yang baru kembali dari Turki Selatan dan mewawancarai penduduk yang tinggal disana. (Baca: ISIS Produksi dan Selundupkan Minyak)
Sistem dari proses pencurian barang antik yang dilakukan oleh ISIS terbilang sangat rumit. Dikatakan juga pada beberapa daerah, ISIS mengerahkan kru profesional untuk menggali situs kuno. "ISIS telah merusak secara permanen warisan budaya Suriah," kata para penulis New York Times.
CNN telah secara menyeluruh terus melaporkan kerusakan yang disebabkan ISIS pada beberapa situs kuno yang bermakna bagi Irak. Para pejabat di Irak mengatakan, bahkan ISIS telah meledakkan kuil seperti makam Yunus. (Baca: ISIS Dapat Penghasilan Tambahan dari Uang Tebusan)
Qais Hussain Rashid, direktur umum museum Irak, mengatakan kepada CNN bahwa militan ISIS "memotong relief tersebut dan menjualnya kepada penjahat dan pedagang antik." terangnya seraya menunjuk sebuah ukiran hiasan yang berusia ribuan tahun. "Biasanya mereka memotong kepalanya, meninggalkan kaki, karena kepala adalah bagian yang berharga."
Seolah tidak cukup hanya merampok, ISIS juga merusak dan menjarah situs sejarah yang rapuh, seolah situs itu adalah etalase tak bertuan untuk dijarah. Rashid mengatakan bahwa ISIS telah menggunakan kota kuno hancur, Hatra, sebagai tempat pelatihan, depot senjata, dan tempat untuk membunuh para tahanan.