Kolo, Lemang yang Padat dengan Nilai Budaya

Kamis, 30 Agustus 2018 - Zulfikar Sy

LEMANG merupakan makanan khas Melayu. Maka makanan yang dimasak di dalam bambu ini bisa ditemukan di beberapa daerah hingga negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai

Di Indonesia sendiri, lemang atau makanan se jenis ditemukan di di beberapa daerah. Di Jawa Barat-Banten misalnya, menyebutnya dengan leumeung, di Aceh disebut leumang breuh, di Maluku Utara nasi jaha, dan masih banyak daerah lain dengan nama berbeda-beda, atau secara umum disebut lemang seperti di tanah Betawi.

Nah, Flores juga punya kuliner sejenis ini bernama kolo. Kolo atau nasi bambu berbahan sama yaitu beras, tapi beras untuk kolo beras biasa bukan ketan. Berasnya yaitu beras lokal hasil dari masyarakat.

Kolo khas Manggarai. (Foto: facebook.com/nulyn.adja)
Kolo, lemang khas Manggarai. (Foto: facebook.com/nulyn.adja)

Lalu apa bedanya dengan lemang khas Flores ini dengan cara memasak lemang dengan daerah lain?

Dalam masyarakat Manggarai, kolo termasuk makanan yang tak bisa sembarangan dibuat. Kolo disakralkan sebagai bagian dari acara adat, syukuran tahun baru, atau syukuran setelah panen. Ada ritual tertentu dalam mengolah kolo.

Kolo. (Foto: facebook.com/lucius.ondor)
Kolo ada ritual tertentu untuk memasaknya. (Foto: facebook.com/lucius.ondor)

Kalau kamu melancong ke Pulau Flores, kolo boleh sekali masuk dalam daftar buruan kuliner tradisional di sana. Di antara banyak jenis lemang di nusantara, kamu pasti dapatkan perbedaannya. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Jawada, Si Rambut yang Istimewa dari Flores

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan