MerahPutih Bisnis - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati menilai aksi demo kaum buruh dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, aksi tersebut bisa menjauhkan para investor untuk berinvestasi serta menutup peluang kerja masyarakat.
"Kalau buruhnya terlalu kritis itu dapat menjauhkan para investor," ujarnya, Jakarta, Kamis, (3/9).
Enny bahkan menuding aksi demo yang kerap dilakukan merupakan agenda politik Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan modus memperalat kaum buruh. "Jadi sebenarnya dia (KSPI) itu memperjuangkan siapa?" sambungnya.
Seperti diketahui, kaum buruh melaksanakan demo dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, 1 September 2015 kemarin. Aksi tersebut sebagai tanggapan atas melemahnya nilai tukar rupiah yang berdampak besar terhadap industri dalam negeri. Bahkan tidak sedikit industri yang kolaps sehingga berdampak pada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sejumlah perusahaan di sektor pertambangan telah melakukan PHK secara berkala. Deni Rohdiani, pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), mengungkapkan, dari total 350 ribu pekerja di sektor pertambangan, terdapat 100 hingga 150 ribu karyawan yang mengalami PHK sejak tahun 2013. Selanjutnya, pada bulan Ramadhan kemarin sekira 2.500 buruh pabrik sepatu PT Chingluh Indonesia (PT CI) di Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, hingga satu semester ini Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada sekitar 17.000 karyawan yang sudah terkena PHK. (rfd)
Baca Juga:
Buruh Nilai Pemerintah Berpihak ke Asing
Ribuan Demonstran Buruh Jadi Ladang Rezeki Ratusan PKL
Di Tengah Demo Besar-besaran, Buruh Masih Sempat Selfie