Pengamat Beberkan Faktor Retaknya PDIP-NasDem di Koalisi Jokowi
Sabtu, 03 Agustus 2019 -
Merahputih.com - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang menduga friksi di internal partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin terjadi lantaran adanya kemandekan negosiasi terkait dengan investasi politik.
"Saya sangat terkejut ternyata NasDem lagi menyiapkan diri untuk jadi oposisi yang sesungguhnya, bahasa-bahasa yang dikeluarkan saudara saya ini (Akbar Faizal) tadi itu adalah bahasa-bahasa oposisi dan lebih baik keluar dari koalisi itu lebih bagus," ujar Atang, Sabtu (3/8).
Baca Juga: Bertemu Anies Baswedan, Surya Paloh Berikan 'Gertakan' ke PDIP dan Jokowi
Hal itu dikatakannya terkait faktor yang menjadi pemicu terjadinya friksi di internal parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, terutama PDI Perjuangan dan Partai NasDem.

Kondisi ini sendiri tercipta karena adanya prasangka politik yang menimbulkan jarak di antara sesama partai koalisi. Friksi ini menjadi diskursus publik karena langkah politik antara kubu Tengku Umar dan Gondangdia. Panggung depan itu, menurut dia, yang menjadi konsumsi publik.
"Jadi, yang membuat friksi menurut saya bisa jadi karena adanya kemandekan negosiasi terkait investasi politik," kata Ahmad Atang.
Baca Juga: PDIP Klarifikasi Isu Keretakan Hubungan Megawati-Surya Paloh
Sebelumnya, ucapan salah satu politisi PDIP, Kapitra Ampera berharap NasDem menjadi oposisi sesungguhnya setelah dilatarbelakangi mendengar ucapan politikus Partai NasDem Akbar Faizal pada saat acara diskusi di salah satu stasiun televisi, Selasa (30/7).
Partai NasDem, sebagaimana dikutip Antara, diperkirakan takut ketinggalan sehingga kegundahan itu muncul ke permukaan bahwa dia akan takut kehilangan. "Inilah yang membuat sedih. Ya, mudah-mudahan NasDem jadi oposisi sesungguhnya," kata Kapitra kala itu. (*)