Pencinta Sejarah Ajak Kapolri Berdialog Soal Ketidaknetralan Polisi di Pemilu 2024

Kamis, 21 Maret 2024 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Puluhan orang yang mengatasnamakan Komunitas Pencinta Sejarah yang tergabung dalam Front Penyelamat Reformasi Indonesia (FPRI) mendatangi Gedung Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, pada Kamis (21/3) siang.

Perwakilan Komunitas Pencinta Sejarah, Nando Sidabutar mengungkapkan maksud dirinya bersama rekan-rekannya mendatangi Mabes Polri. Awalnya, Nando menyebut dirinya bersama puluhan rekan komunitas mengunjungi Museum Polri yang tak jauh dari Gedung Rupatama, di mana kantor Kapolri bertempat.

Baca juga:

Kapolri Siap Izinkan Kapolda Jadi Saksi Sengketa Pilpres Kubu Ganjar

Dalam kunjungan itu, Nando mengaku kagum dengan perjalanan sejarah Polri dari masa ke masa yang terus mencerminkan nilai-nilai Presisi. Namun, Nando menyesalkan Polri saat ini jauh berbeda dengan gambaran yang ada di Museum tersebut.

“Kami dari Komunitas Pencinta Sejarah, dari berbagai macam usia, barusan kami baru dari Museum Polri, isinya itu bagus semua, Presisi. Tetapi fakta di lapangannya berbeda. Contoh gampangnya ada Kapolri ke-5 namanya Jenderal Hoegeng, dia sederhana, jujur dan merakyat, tetapi kita tahu (Polri) saat ini jauh berbeda,” kata Nando di depan Mabes Polri.

Baca juga:

PDIP Sebut Kejahatan Pemilu Terjadi dari Hulu ke Hilir

Nando pun menambahkan polisi saat ini justru diduga terlibat dalam arus kekuasaan terutama dalam Pemilu 2024. Di mana, polisi diduga menjadi partisan dan alat kekuasaan.

“Itu membuat kami sedih, terenyuh ketika melihat di museum Polri, jadi kontras bertolak belakang dengan fakta di lapangan,” terang Nando.

Lebih lanjut, dia juga membawa secarik surat yang akan ditujukan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam surat tersebut berisi ajakan untuk beraudensi dan berdialog tentang kondisi bangsa dan kinerja Polisi saat ini.

“Kemudian, hari ini kami mau beraudensi dengan Pak Kapolri, Jenderal Listyo Sigit, cuman karena tidak diterima ya tidak apa-apa. Ini niat baik kami, kami mau beraudensi, mau berdiskusi soal situasi nasional saat ini terkait dengan kinerja Polri,” jelasnya.

Baca juga:

Kapolri Janji Tindak Anak Buahnya yang Terlibat Kecurangan Pilpres

Sementara itu, Nando turut mengutarakan soal kondisi alam demokrasi bangsa saat ini pasca Pemilu 2024. Ia menilai, banyak praktik dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum aparat kepada kepala desa, camat, kepala daerah, termasuk elite partai.

“Idealnya pemilu itu harus jujur, bukan cuman damai dan aman, tapi jujur itu yang sering kita lupa. Kalau pemilunya jujur sudah pasti aman dan damai. Nah kondisi di lapangan tidak seperti itu, polisi terindikasi menjadi alat kekuasaan,” pungkasnya. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan