Pemuda Desa Merantau Ke Kota, Tak Ada Regenerasi Petani

Sabtu, 03 Oktober 2015 - Ana Amalia

MerahPutih Peristiwa - Minimnya lahan untuk menggarap pertanian, membuat jumlah petani semakin menurun, bukan saja dari para anak-anak petani, tapi juga para pemuda desa yang sudah tercampur modernisasi.

Hal ini diungkapkan oleh Gutomo Bayu Aji salah satu peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kepada wartawan Merahputih.com, setelah pemutaran film tentang pertanian di Media Center LIPI, Jln Gatot Subroto, Jumat (2/10).

"Jumlah keluarga tani menurun sampai jutaan, di keluarga tani aja menurun apalagi pemuda. Sejak tahun 80-an dikondisikan supaya tidak suka dengan pertanian, melalui modernisasi di empat area (sekolah, keluarga, lahan pertanian, dan non-pertanian) di bentuk maju ke industri," papar Bayu.

Tapi Bayu sangat menyayangkan bahwa industri tidak ada di desa, hal inilah yang membuat para pemuda desa pergi ke kota.

"Celakanya dunia industri itu ada di kota, bukan di desa jadinya mereka (pemuda) meninggalkan kota. Sekarang terasa sekali karena petani itu usianya tua, di atas 50 tahun ke atas," tambah Bayu.

Minimnya para pemuda desa, bagi Bayu sangat berpengaruh terhadap kesempatan Indonesia meningkatkan produktivitas pertanian.

"Itu bukan usia produktif dan sudah menurun kesempatan untuk meningkatkan hasil pertanian. 15-30 tahun itu ada tapi sedikit, tenaga kerja produktif sudah meninggalkan dunia pertanian," tutupnya. (Rky)

Baca Juga:

  1. Sektor Pertanian Dan Perkebunan Serap Banyak Tenaga Kerja
  2. Presiden Jokowi Berambisi Tingkatkan Ekspor Pertanian ke UEA
  3. Menteri Pertanian Mesir Ditangkap Terkait Kasus Korupsi
  4. Data Tunggal Produk Pertanian Mendesak

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan