PELATAR Bangkitkan Musik Underrated Indonesia
Minggu, 30 Juli 2023 -
SEBUNGKUS tembakau konvensional berwarna putih dengan jargon ‘Veni, Vidi, Vici’ dan dua gelas kopi susu gula aren menemani satu obrolan santai di halaman belakang rumah. Pria tersebut menyambut dengan senyum ramah. “Silakan, Mas. Duduk di sini saja, maaf hanya bisa sajikan ini,” ucap pria bernama Muhammad Gafar itu kepada Merahputih.com, Sabtu (22/7).
Gafar masih mengingat persis musik-musik keras yang mulai ia dengar ketika menginjak remaja, tepatnya saat masa-masa sekolah menengah atas (SMA). Incubus, Korn, Limb Bizkit, sampai Deftones menjadi alunan sehari-hari nan melekat di telinganya.
“Kemudian saat kuliah akhirnya mulai mendengarkan yang lebih keras lagi, masuk ke ranah seperti Lamb of God hingga Killswitch Engage,” ucap pria yang merupakan salah satu pemilik kanal YouTube PELATAR.
Baca juga:
Viscral, Dari Bawah Tanah Indonesia Hingga Panggung Eropa
PELATAR merupakan sebuah kanal YouTube yang mulai aktif sejak Januari 2021. Kanal itu menampilkan berbagai pertunjukan langsung dari band-band yang terbilang underatted seperti SLFR, Ejakula La Vampira, Senopit, Pure Wrath, Humanimal, The Satmoko, Cubfires, Nosema , No Label dan masih banyak lainnya.
Terhitung sudah ada puluhan band Indonesia yang telah tampil di kanal YouTube yang sampai saat ini sudah memiliki 20,6 ribu pengikut dan 2.960.056 juta penanyangan sampai artikel ini tertulis.
“Sebenarnya ide PELATAR ini sudah sejak lama, namun baru bisa dijalankan akhir 2020 kemarin. Saya masih ingat momennya itu baru balik dari Palembang ketemu teman-teman, coba ngobrol dan akhirnya mulai jalananin,” lanjut pria yang mengambil S1 jurusan Kedokteran.
Memang benar, Gafar mengambil S1 jurusan Kedokteran di Universitas Pembangunan Nasional, dan menamatkan S2 sebagai Spesialis Anestesi di Universitas Sriwijaya Palembang. Sebuah gelar yang bertolak belakang dengan musik yang digemari olehnya. Namun hal tersebut memang adanya, seorang dokter spesialis anestesi yang menggemari musik-musik keras bukan satu hal yang dianggap tabu.
Atas dasar kegemerannya, pria berkacamata itu akhirnya mulai membangun sebuah studio tepat di belakang halaman rumahnya yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Desember 2020. Sebulan sebelum pandemi menyerang Indonesia, tetapi itu bukan halangan untuk melanjutkan apa yang mungkin dinamakan proyek idealis.
KALA menjadi band pertama yang tayang di kanal YouTube PELATAR pada 8 Januari 2021. Band ini kemudian menjadi titik awal perjalanan PELATAR yang sampai saat ini sudah merekam penampilan lebih dari 250 band underatted Indonesia.
Baca juga:
Album Ketiga Dirty Ass Rilis di Empat Negara
Bahkan, menurut Gafar tak sedikit band yang telah tampil di PELATAR mendapatkan atensi lebih hingga job tambahan untuk mereka manggung. “Memang ada band yang setelah tampil terus beberapa minggu ngabarin ‘Makasih bang, karena tampil di PELATAR kita mulai dikenal sama dapat manggung nih’ nah yang begitu yang membuat gue semakin semangat menjalani PELATAR ini,” terangnya.
Sejak awal sampai detik ini PELATAR hanya terdiri dari satu tim berisikan enam orang. Demi untuk memperkenalkan ribuan band di Indonesia yang bermutu namun tak nampak, PELATAR akan terus berjalan melalui sebuah studio kecil di halaman belakang, direkam dan diunggah ke internet.
“Keinginan dan mimpi si banyak. Namun dari lubuk hati pun keinginan terbesar saya itu menciptakan ekosistem musik di Indonesia jadi lebih baik. Kemudian untuk PELATAR pun masih banyak yang harus dikejar, saya ingin menjadikan PELATAR ini all package namun seperti apa ke depan kita jalani saja, usaha ke sana akan selalu ada,” pungkas Gafar. (Far)
Baca juga:
Satu Tahun Pandemi, Ketika Pelaku Industri Musik Indonesia Harus Bertahan