Pasien dengan Riwayat COVID-19 Berisiko Terkena Serangan Jantung dan Stroke

Kamis, 10 Oktober 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - COVID-19 dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke walau sudah tiga tahun sejak sembuh dari paparannya. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Rabu (9/10) di jurnal medis Atherosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology.

Dilansir CNN, Kamis (10/10), penelitian ini mengandalkan catatan medis dari sekitar seperempat juta orang yang terdaftar dalam basis data besar yang disebut UK Biobank.

Dalam kumpulan data ini, para peneliti mengidentifikasi lebih dari 11.000 orang yang hasil tes laboratoriumnya positif COVID-19 yang terdokumentasi dalam catatan medis mereka pada tahun 2020. Hampir 3.000 dari mereka telah dirawat di rumah sakit karena infeksi yang mereka alami.

Mereka membandingkan kelompok-kelompok ini dengan lebih dari 222.000 orang lain dalam basis data sama yang tidak memiliki riwayat COVID-19 selama jangka waktu sama.

Baca juga:

Benarkah Mandi Seusai Olahraga Menyebabkan Stroke?

Orang-orang yang tertular COVID-19 pada tahun 2020, sebelum ada vaksin untuk meredakan infeksi, memiliki risiko dua kali lipat mengalami kejadian jantung besar seperti serangan jantung atau stroke atau kematian selama hampir tiga tahun setelah penyakit mereka, dibandingkan dengan orang-orang yang hasil tesnya tidak positif, menurut penelitian tersebut.

Jika seseorang dirawat di rumah sakit karena infeksinya, mengacu pada kasus yang lebih parah, risiko kejadian jantung mayor bahkan lebih besar. Itu tiga kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat terpapar COVID-19 dalam catatan medisnya.

Terlebih lagi, bagi orang-orang yang perlu dirawat di rumah sakit, COVID-19 tampaknya menjadi faktor risiko sama kuatnya untuk serangan jantung dan stroke di masa depan seperti diabetes atau penyakit arteri perifer. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan