Parents, Membimbing Anak Hiperaktif Bukan Hal yang Mustahil
Jumat, 10 Januari 2020 -
ANAK hiperaktif sering dianggap sebagai pembawa masalah baik di lingkungan sekolah atau oleh orang tuanya sendiri. Karena terus melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi serta gerak-gerik yang tidak mau diam, anak hiperaktif cenderung selalu berlari, bermain, dan sulit diatur.
Melansir laman helpguide, kunci mendidik anak hiperaktif adalah dengan mengontrol frekuensi aktivitasnya sehari-hari. Tenaganya memang terlihat tidak pernah habis. Untuk itu kita sebagai orang tua mau tidak mau harus memberikan aktivitas yang cukup berat agar anak merasa lelah dan sedikit tenang. Bagaimana sih cara mendidik anak hiperaktif? Yuk simak ulasan menarik dibawah ini.
Baca juga:
Digital Parenting, Mengupas Metode Didik Orang Tua di Era Kekinian
1. Berikan Aktivitas Berat
Jangan biarkan anak hiperaktif kekurangan aktivitas. Susun kegiatan seperti olahraga rutin, les musik, atau kegiatan yang bisa dilakukan bersama orang tua seperti bebersih rumah. Hal ini dilakukan agar energinya cepat habis. Anak hiperaktif tanpa penanganan yang tepat dan kegiatan rutin cenderung kesulitan untuk tidur di malam hari.
2. Buat Fokus
Jika kamu seorang guru tempatkan posisi duduk si anak hiperaktif tepat di depanmu. Dengan begitu perhatian dan fokusnya tidak teralihkan oleh gangguan di sekitar. Kamu juga wajib sering melibatkan anak hiperkatif dalam sesi tanya jawab agar dirinya terbiasa melatih fokus.
Baca juga:
Sayang Anak Sangatlah Penting, Tapi Jangan Lupa untuk Mencintai Pasanganmu
3. Visualisasi
Anak hiperaktif cenderung merasa bosan, maka dalam kegiatan belajar usahakan untuk menggunakan gambar, foto, dan tabel. Dijamin mereka akan tenggelam dan fokus menyelesaikan tugas yang kamu perintah. Jangan pernah memberikan latihan soal berupa tulisan panjang kepada anak hiperaktif.
4. Pengertian
Berusaha selalu sabar dan pengertian dalam segala situasi adalah salah satu kunci untuk menarik hati para anak hiperaktif. Usahakan sering ajak mereka curhat dan saling tukar pikiran agar mereka berani mengungkapkan apa yang sedang diinginkan dan dibutuhkan. (mar)
Baca juga: