Pandemi COVID-19 Tingkatkan Kekerasan pada Perempuan dan Anak

Jumat, 16 April 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Angka kekerasan dalam keluarga di Kota Bandung berpotensi mengalami peningkatan. Secara tidak langsung, pandemi COVID-19 turut mendorong terjadinya kekerasan dalam keluarga.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Irma Nuryani mengungkapkan, pada tahun 2020, laporan kekerasan tak kurang dari 300-an kasus. Di tahun 2021, P2TP2A sudah menerima 125 laporan kekerasan keluarga yang terdata sejak Januari hingga Maret.

Rinciannya, kekerasan terhadap istri (45 kasus), terhadap anak (45 Kasus), terhadap perempuan (15 kasus), terhadap pria (1 kasus), kekerasan dalam keluarga (9 kasus), dalam berpacaran (1 kasus), dan 9 kasus kekerasan lainnya.

Baca Juga:

Relasi Ujaran Kebencian di Twitter dengan Kekerasan Terhadap Perempuan

“Memang banyak faktor penyebab kekerasan. Bisa dari ekonomi, psikologi atau faktor lainnya. Sekarang ini juga mungkin dalam pandemi sering bertemu faktor ekonomi. Mungkin banyak yang tidak bekerja. Sama-sama di rumah, tapi kesadaran berkurang, jadinya emosi,” terang Irma dalam diskusi tentang tentang kekerasan pada perempuan dan anak, di Taman Dewi Sartika Bandung, Kamis (15/4).

Di sisi lain, Irma bersyukur masyarakat sudah semakin terbuka untuk melaporkan tindak kekerasan di tengah keluarga. Sehingga, apabila menemukan kasus kekerasan bisa segera melapor ke P2TP2A Kota Bandung, di Jalan Ibrahim Adjie atau bisa memalui kontak WhatsApp 083821105222.

“Dengan laporan Anda berarti sudah peduli. Ada psikolog untuk bimbingan konseling dan lawyer untuk pendampingan apabila ke ranah hukum. Jangan sungkan bantuan ini kita berikan gratis,” katanya.

Ilustrasi. (MP/Alfi Ramadhani)
Ilustrasi. (MP/Alfi Ramadhani)

Irma mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus fokus menangani kekerasan perempuan dan anak. Di antaranya dengan menghadirkan Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Perempuan (Puspel PP) di tingkat kelurahan.

Pendirian Puspel PP di tingkat kelurahan ini sebagai upaya menjangkau lebih dekat ke tengah-tengah masyarakat.

“Kami baru sosialisasi pembentukan ke 45 kelurahan. Dengan ini kami bisa lebih dekat ke masyarakat. Kita tetap akan konsentrasi pembentukan Puspel PP," ucap Irma.

"Ini merupakan prioritas Pemerintah Kota Bandung. Mudah-mudahan di akhir jabatan Pak Oded (Wali Kota Bandung Oded M Danial) sudah terbentuk di 151 kelurahan," imbuhnya.

Baca Juga:

DPRA Revisi Hukum Jinayat Pelaku Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Irma memaparkan, keberadaan Puspel PP di tiap kelurahan ini untuk membantu peran UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang cakupannya berada di tingkat kota. Sehingga, respons pemerintah atau pun inisiatif warga bisa lebih cepat.

Bukan hanya menyoal penanganan, urai Irma, Puspel PP juga menyiapkan program pembinaan bagi perempuan dari berbagai aspek. Sehingga, turut memperkokoh para perempuan dalam menyokong ketahanan keluarga.

“Kami ingin mengurangi angka tindak kekerasan. Salah satunya melalui Puspel PP. Selain menerima laporan juga membina perempuan untuk menambah wawasan," tuturnya.

"Nanti akan ada pembekalan masalah hukum, ekonomi, sosial dan politik. Selain itu pembinaan khusus juga bagi perempuan yang berperan menjadi kepala keluarga,” bebernya. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Discord Cekal Ribuan Grup Chat Berisi Konten Kekerasan

Bagikan

Baca Original Artikel

Pilihan Editor

Bagikan