Outsider Artpreneur, Kerennya Karya Seni Para Seniman Berkebutuhan Khusus
Rabu, 28 Agustus 2019 -
SENI tidak mengenal status sosial, gender pun kemampuan intelejensia. Semua bebas mengekspresikan dirinya dalam karya seni termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Tak hanya melukis, karya-karya mereka pun layak untuk dipamerkan di galeri bergengsi.
Pameran karya anak-anak berkebutuhan khusus dikenal dengan istilah Outsider Art. Pameran ini pertama kali dipopulerkan oleh seniman Inggris, Roger Cardinal. Namun kini, Indonesia mengadaptasinya. Outsider Art di Indonesia tak hanya dijadikan sarana mengekspresikan diri tetapi juga terapi yang melibatkan praktik seni.
Baca Juga:Menjawab Tantangan Mompreneurship Melalui Kelas Pintar Vol. 5

Sejumlah anak berkebutuhan khusus yang tergabung dalam Komunitas Kapal Cinta menunjukkan bakat seninya dan karya masterpiece mereka dipajang di galeri Ciputra Artpreneur. Sebanyak 100 karya dari 9 seniman berkebutuhan khusus dihadirkan di pameran seni Outsider Artpreneur mulai 27 Agustus hingga 8 September 2019. Kesembilan pelukis berbakat tersebut adalah Oliver Adivarman Wihardja, Raynaldy Halim, Anfield Wibowo, Aqillurachman Prabowo. Dwi Putra, Bima Ariasena Adisoma, Hana Madness, Daya Olivia Korompis, dan Audrey Angesti.
Jika umumnya dikenal dengan istilah Outsider Art, pameran tersebut dimodifikasi menjadi Outsider Artpreneur. Kata Artpreneur sendiri mewakili seni dan entrepreneur.
Apresiasi besar ditunjukkan oleh Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Sastrawinata dengan menghadirkan kurator asal Perancis, Jean Couteau. Ia juga menggandeng seorang seniman terkenal Indonesia, Hanafi untuk membina anak-anak tersebut. Rina menilai, ikutsertanya Hanafi dalam membimbing para peserta pameran agar mereka lebih mengenal aspek seni secara lebih mendalam.

"Sebagai representasi pusat seni, saya mendorong agar Outsider Artpreneur 2019 ini mampu menjadi sebuah selebrasi bagi para seniman difabel. Seberasi ini bisa didefinisikan sebagai sebuah panggung untuk memamerkan karya mereka kepada publik," ujar Rina saat ditemui di pembukaan Pameran Pasung Kapal Lepas, di Ciputra Artpreneur, Selasa (27/8).
"Saya berharap pameran ini bisa membuka mata publik dan mengajak kita semua untuk lebih terbuka dan memahami kondisi mereka yang berkebutuhan khusus," tuturnya lagi. Rina juga berharap bahwa pameran tersebut membuka jalan para keluarga dan komunitas untuk melihat potensi mereka.
Baca Juga:Tak Banyak yang Tahu, Lagu 'Baby Shark' Bisa Selamatkan Serangan Jantung!
"Kesuksesan pameran ini menjadi indikasi bahwa seniman-seniman tersebut bisa diarahkan untuk bisa berkontribusi pada kemandirian dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Sementara inisiator Pasung Kapal Lepas dari Komunitas Kapal Cinta, Nawa Tunggal mengungkapkan tujuan utama pameran ini adalah meningkatkan kemampuan orang-orang berkebutuhan khusus dalam hal mental dan penguasaan aspek seni. "Mereka butuh wadah untuk membuat emosi mereka lebih stabil. Yang lebih positifnya lagi, wadah tersebut bisa memiliki nilai seni tinggi," jelas Nawa yang kakaknya turut menjadi salah satu seniman difabel.

Pembukaan pameran pada Selasa malam mengundang animo besar dari masyarakat. Tak hanya masyarakat biasa tetapi juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy. "Ketika memperingati Hari Disabilitas Internasional tahun lalu, Bapak Joko Widodo menyatakan perlu adanya wadah bagi seniman difabel untuk berkarya dan menunjukkan prestasi mereka kepada publik. Kegiatan ini jelas menjawab kebutuhan tersebut," demikian apresiasinya.
Karya-karya mereka nantinya akan dilelang dan bisa dikoleksi oleh siapa saja. Hasil dari penjualan lukisan tersebut akan dialokasikan untuk program psikososial pemberdayaan pascalepas pasung anak-anak berkebutuhan khusus yang kurang beruntung. Meskipun dalam pelaksanaannya ada sejumlah nominal yang ditargetkan, Muhadjir berharap jika pameran tersebut tak hanya semata menargetkan persoalan ekonomi saja. "Outsider Artpreneur ini memiliki makna yang lebih besar yakni sebuah ruang yang bertujuan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dalam hal ini adalah seniman berkebutuhan khusus," tukasnya. (avia)
Baca Juga:Blaze of Glory, Pertunjukan Karya SMA Selamat Pagi Indonesia yang Spektakuler