Open House Era Jokowi, Sandal Jepit Tak Lagi 'Haram' Masuk Istana
Sabtu, 16 Juni 2018 -
MerahPutih.com - Hajatan griya (open house) yang digelar Presiden Joko Widodo pada hari raya Idul Fitri kali ini di Istana Bogor menyimpan cerita unik tentang sandal jepit.
Berbeda dengan acara serupa yang digelar saat Idul Fitri 2017 lalu di Istana Negara Jakarta, kali ini warga yang datang bersilaturahmi boleh datang dengan mengenakan kaus, celana panjang dan sandal jepit. Barang-barang yang selama ini dianggap 'haram' masuk ke dalam Istana Negara.
Seorang warga masyarakat yang tampil dengan sandalan adalah Ajum Jumhadi salah satu penarik becak yang biasa "mangkal" di depan lembaga pemasyarakatan (lapas) Paledang, Bogor.
"Ini pertama bertemu Presiden, pertama masuk Istana Presiden, saya hanya ingin mengucapkan selamat Idul Fitri saja," kata Ajum Jumhadi yang datang bersama dengan rekan-rekannya yang juga menarik becak.
Rombongan Ajum mendapat giliran untuk bersalaman dengan Presiden dan Ibu Negara pada sekitar pukul 10.15 WIB. Bahkan, rekan Ajum dibolehkan membawa masuk topi caping ke ruang teratai tempat gelar griya dilaksanakan.

Dilaporkan Antara, antrean masyarakat maupun pejabat yang ingin bersalaman dengan Presiden dan Ibu Negara seperti tak putus-putus bahkan melewati waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ujang, petani asal Sukabumi juga mengaku datang karena ingin bersilaturahim dengan Presiden. "Datang sendiri, tadi salaman langsung, Ya minal aidin saja," kata dia.
Pria yang mengaku berjalan kaki dua hari dua malam dari rumahnya itu merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan Presiden. Dia pun bakal kembali pulang berjalan kaki setelah pertemuan pertama seumur hidupnya dengan sang Kepala Negara.
"Berangkat dari hari Rabu, jalan kaki menuju Bogor karena untuk mengirit ongkos lah. Setelah ini ya pulang ke Sukabumi lagi, jalan kaki lagi, nggak ada ongkos saya," imbuh Ujang.
Lain lagi kisah, warga Sukabumi lain Rudi Sinaga yang ingin bersilahturahmi mengucapkan terima kasih langsung kepada Presiden Joko Widodo atas pembangunan di Sukabumi.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih langsung sama Pak Jokowi atas pembangunan infrastruktur, khususnya di Jawa barat. Saya rasa luar biasa, terima kasih banget sama Pak Jokowi," kata Rudi.
Di Jawa Barat sendiri, khususnya wilayah Sukabumi, sejumlah pembangunan sarana transportasi digalakkan, antara lain pembangunan jalur ganda kereta api lintas Bogor-Sukabumi serta tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang mulai dibangun pada 2015.

Seusai bertemu, bersalaman dan berfoto dengan Presiden Joko Widodo, Ajum, Ujang dan Rudi juga mendapat santapan makan siang berupa lontong sayur dan opor di bawah tenda hijau yang sengaja dipasang di halaman belakang Istana Bogor. Mereka pun mendapat "oleh-oleh" paket sembako saat melangkah keluar gerbang Istana.
Ajum, Ujang dan Rudi pun berdiri dan bersalaman tidak jauh dari posisi "antre" para pejabat negara maupun tokoh-tokoh politik seperti para menteri Kabinet Kerja, para kepala lembaga negara seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, para kepala lembaga negara. (*)