Mudik Lebaran, Ketua Satgas COVID-19 Sebut Bakal Ada Keputusan Resmi

Jumat, 19 Maret 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan bahwa kebijakan mudik Lebaran 2021 dilarang atau tidak akan diputuskan dalam waktu dekat melalui rapat menteri.

“Dan tentunya kita bersabar mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama pemerintah dan Bapak Menteri selaku ketua komite akan memimpin rapat, sehingga keputusan itu nantinya akan menjadi dasar kita semua,” tegas Doni pada konferensi pers perpanjangan PPKM Mikro, secara virtual, Jumat (19/3).

Doni mengatakan bahwa pengalaman libur panjang sebelumnya selalu dibarengi dengan peningkatan kasus COVID-19.

Baca Juga:

Perbolehkan Mudik Lebaran 2021, Pemerintah Menuai Kecaman

Doni mengatakan, pada bulan Februari yang lalu, ada libur panjang Imlek dan pemerintah menerapkan pembatasan.

“Bapak Menko memerintahkan saya untuk melakukan pembatasan. Sehingga untuk ASN, kemudian pegawai BUMN dan Polri dilarang untuk luar kota,” katanya.

Ilustrasi - Kendaraan pemudik Natal 2020 melintas menuju gerbang Tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (24/12/2020). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa/pri.
Ilustrasi - Kendaraan pemudik Natal 2020 melintas menuju gerbang Tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (24/12/2020). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa/pri.

Demikian juga beberapa minggu yang lalu, Doni mengatakan, ada libur yang cukup panjang yaitu Isra Mikraj dan Hari Raya Nyepi. Itu pun kepada TNI, Polri, ASN dan karyawan BUMN diterapkan aturan tidak boleh keluar kota.

“Dan itu semua dipatuhi. Setelah semuanya taat dengan keputusan pemerintah, semuanya mengikuti," papar dia.

Doni pun mengingatkan bahwa COVID-19 belum berakhir dan tidak tahu akan sampai kapan.

“Jadi kami juga berharap para pimpinan perusahaan juga mengingatkan karyawannya untuk bersabar dulu. COVID-19 belum akan berakhir. Sampai kapan kita juga belum tahu,” tegasnya.

Baca Juga:

Hadapi Mudik dan Idul Fitri, TNI-Polri Percepat Vaksinasi

Meskipun, kata Doni, prestasi saat ini angka kasus sakit menurun, sembuhnya meningkat, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rata-rata sudah di bawah 50 persen.

“Hanya ada beberapa provinsi saja yang masih berada di atas 60 persen, tapi itu pun di bawah 70 persen," katanya.

"Jakarta yang semula BOR-nya sangat tinggi, sekarang sudah sangat rendah bahkan isolasinya sudah di bawah 60 untuk hasilnya sekitar 63-64 persen,” katanya mantan Danjen Kopasuss ini. (Knu)

Baca Juga:

Mudik Tak dilarang, Sri Sultan Sarankan Jatah Libur Bersama Lebaran Dikurangi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan