Misteri ‘Bapak’ Hilang Kaleng Khong Guan Akhirnya Terpecahkan
Sabtu, 05 Juni 2021 -
KALENG legendaris didominasi warna merah-putih, berbubuh gambar beragam biskuit, dan lukisan sebuah keluarga; ibu di tengah diapit sepasang anak perempuan dan laki-laki sedang duduk menyantap hidangan acap menjadi perbincangan masyarakat.
Baca juga:
Selain di hari lebaran jadi tebak-tebakan isinya biskuit atau rengginang, sosok bapak pada lukisan di kaleng selalu memunculkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Bahkan, sampai dijadikan beragam bahan lelucon. Meski begitu, bagaimana sebenarnya riwayat kaleng biskuit Khong Guan Made In Negeri Aing sehingga begitu melegenda.
Berbagai spekulasi pun muncul di tengah masyarakat terkait keberadaan bapak Khong Guan. Beberapa kalangan semula mengamini kalau lukisan keluarga tanpa bapak di kaleng Khong Guan merupakan gubahan Bernardus Prasodjo ketika masih menjadi mahasiswa seni di Institut Teknologi Bandung pada 1970-an.
Namun, seorang perempuan asal Indonesia menetap di Inggris bernama Yulia sempat mempertanyakan ulang asal-usul lukisan tersebut.

Yulia, seperti dikutip pada Ladybird fly away home, bercerita ada biskuit di negeri asalnya menampilkan lukisan di kalengnya serupa karya Harry Wingfield pada sampul buku Ladybird (1959). Ia langsung mengenali gambar tersebut begitu berjumpa sampul buku tersebut segendangsepenarian dengan kaleng Khong Guan.
Pada lukisan menampilkan ibu dan sepasang anak karya Harry Wingfield tersebut, satu keluarga tanpa bapak bukan sedang menikmati biskuit di meja makan melainkan roti. Di samping lukisan tersebut tertera keterangan, "At four o'clock we have our tea,".
Lukisan pada sampul buku Ladybird tersebut menggambarkan satu keluarga tanpa bapak sedang menikmati hidangan teh ditemani roti di meja makan pada pukul empat sore. Lantas, di mana sosok bapak?

Pertanyaan besar di mana sosok bapak terutama di kaleng Khong Guan selalu jadi misteri. Pencarian di Google menampilkan banyak artikel membahas hal tersebut. Khong Guan selalu dikenal sebagai barang liburan penting menyatukan keluarga untuk pengalaman ngemil bersama di Indonesia sejak 1970-an sehingga kehadiran sosok bapak menjadi penting.
Misteri semakin ramai diperbincangkan di media sosial hingga berujung dijadikan meme para kreator. Tidak sulit menemukan meme keluarga tanpa bapak tersebut. Beberapa meme menduga bapak menjalani kehidupan lain atau berselingkuh dengan karakter di kemasan lainnya dan sudah memiliki dua anak lagi.
Baca juga:
Meme lain bahkan memperlihatkan bapak akhirnya pulang kerja dan keluarganya sudah menunggu di rumah sambil memegang pisau. Skeri!
Nah, di masa pandemi COVID-19, beredar meme si bapak sedang mencuci tangan dengan begitu lama sehingga ditinggal istri dan kedua anak makan duluan.

Jawaban atas keberadaan bapak justru ditemukan pada lukisan Harry Wingfield di dalam buku Ladybird. Setelah menampilkan lukisan keluarga tanpa bapak sedang menikmati teh pada pukul empat sore, di halaman berikutnya ternyata muncul sosok bapak baru pulang bekerja pada pukul enam sore.
Sosok bapak ditampilkan mengenakan topi fedora cokelat, berjas krem menyelimuti kemeja putih berdasi merah, memegang koran, sementara di seberangnya sepasang anak berlarian menghampiri, sedang sang istri menanti di pintu.
Penggubah gambar di kaleng Khong Guan, Bernadus mengaku beroleh pesanan membuat lukisan tersebut dari perusahaan separasi film di tahun 1970. Ia diminta mencontoh gambar dari sobekan majalah sudah sangat lusuh.
Bernardus mula-mula membuat sketsa terlebih dahulu dan meminta pemesan menimbang dan memutuskan sebelum masuk tahap selanjutnya. "Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," kata Bernardus seperti dikutp Antaranews.
Bagaimana, rasa penasaranmu sudah terpecahkan kan? (and)
Baca juga: