Meski Turun, Harga Sarang Burung Walet Masih Berkisar Rp13,5 juta

Minggu, 11 Maret 2018 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Kendati masuk dalam bahan dagang primadona, sarang burung walet justru mengalami penurunan dalam sepekan terakhir ini. Biasanya warga bisa menjual dengan harga Rp14 juta per kilogram, kini turun jadi Rp13,5 juta.

Berdasakan keterangan para pedagang sarang burung walet di Sampt, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, penurunan harga masih dalam tahap wajar. Salah seorang penjual bernama Yanto pada Minggu (11/3) mengungkapkan fluktuasi harga sarang burung walet berdasarkan jenisnya.

“Harga tersebut untuk jenis yang terbaiknya, yakni sarang burung walet mangkok," tambahnya.

Sedangkan untuk sarang walet jenis sudut sebesar Rp11,5 juta/kg. Dan untuk sarang walet jenis patahan sebesar Rp10 juta/kg.

Menurut Yanto sebagaimana dilansir Antara harga jual sarang burung walet bisa dikatakan menurun dibandingkan dengan sepekan sebelumnya yang mencapai Rp14,5 juta/kg.

Yanto mengaku belum diketahui secara pasti penyebab menurunnya harga jual sarang burung walet tersebut. Namun hal itu, merupakan harga yang ditetapkan pembeli sarang walet dari luar daerah.

"Untuk harga sarang burung walet sulit diprediksi. Terkadang naik dan terus naik dengan waktu yang cukup lama. Namun kalau turun juga akan cepat," katanya.

Yanto menduga tidak menentunya harga sarang burung walet diduga permainan pengumpul. Pasalnya ekspor walet Indonesia sudah cukup memadai ke sejumlah negara termasuk Tiongkok.

"Kenaikan harga terjadi saat permintaan meningkat, tetapi stok minim. Sehingga harga akan semakin melambung. Begitu juga dengan sebaliknya. Kami penjual sebetulnya tidak terlalu mempersoalkan harga asalkan jangan terlalu murah," ucapnya.

Meski demikian Yanto berharap harga jual sarang burung walet bisa tetap stabil sehingga penjual tidak merugi.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari sejumlah penjual, sentra penghasil sarang burung walet seperti di Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan saat ini produksinya mulai berkurang. Hal itu terjadi karena burung walet mulai bermigrasi ke tempat yang lebih banyak makanannya, seperti ke wilayah perkebunan kelapa sawit.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan